Petualangan
Foto diri
Kamis, 09 Juni 2016
Kamis, 26 Mei 2016
Adab-adab seorang Tholib Terhadap Dirinya
بسم الله الرّحمان الرّحيم
آدَابُ الطَّالِبِ فِي نَفسِهِ
ADAB-ADAB SEORANG THOLIB TERHADAP DIRINYA
ADAB-ADAB SEORANG THOLIB TERHADAP DIRINYA
بسم الله الرّحمان الرّحيم
آدَابُ الطَّالِبِ فِي نَفسِهِ
ADAB-ADAB SEORANG THOLIB TERHADAP DIRINYA
تطهيرُ القلبِ مِن كلِّ غشٍ و غلٍ و حسدٍ و سوءِ معتقدٍ أو خلقٍ ليصلُحَ بذالك لقبولِ العلمِ و حفظِه.
“Membersihkan hati dari kedengkian, dendam dan hasad serta jeleknya
keyakinan atau akhlak agar dengan itu dapat menerima ilmu dan
menghafalnya dengan baik.”
حسنُ النّيّةِ في طلبِ العلمِ بأن يقصدَ به وجهَ اللهِ تعالى و العملَ به و إحياءَ السّنّةِ و تنويرَ قلبِه و تحلِيَةَ باطنِه.
“Memiliki niat yang baik dalam tholabul ilmi dengan bertujuan meraih
keridhoan Alloh Ta’ala dan mengamalkanya serta menghidupkan sunnah,
menerangi hatinya dan mengisi batinnya.”
المبادرةُ
إلى تحصيلِ العلمِ في وقتِ الشّبابِ, و لايغتر بخدعِ التّسويفِ و
التَّأمِيلِ, فإنّ كلَّ ساعةٍ تُمضِي مِن عمرِه لا بَدَلَ لها و لا عِوَضَ.
“Bersegera untuk mencapai ilmu di waktu muda, jangan terpengaruh
dengan tipuan orang-orang yang mengulur-ngulur (waktunya) karena setiap
waktu yang telah lewat dari umur tidak ada penggantinya.”
أن يقنعَ مِن الوقتِ بما تيسّر و مِن اللِّباسِ بما تيسّر مثله و إن كان خَلِقًا, فبالصّبرِ على ضيقِ العيشِ ينالُ سعةَ العلمِ.
“Merasa cukup dengan makanan yang didapat dan pakaian yang dimiliki meski telah usang.Kesabaran atas kesulitan hidup akan meraih keluasaan ilmu.”
أن
يقسّمَ أوقاتِ ليلِه و نهارِه, و يغتنم ما بقي مِن عُمرِه فإنّ بقيةَ
العُمرِ لا قيمةَ له. و أجوَدُ الأوقاتِ للحفظِ الأسحارُ و للبحثِ الأبكارُ
و للكتابةِ وسطُ النّهارِ و للمطالعةِ و المذاكرةِ اللّيلُ.
“Membagi waktu malamnya dan siangnya, serta memanfaatkan sisa umurnya, sebab umur yang tersisa itu tiada taranya.Waktu yang paling baik untuk menghafal adalah waktu sahur (menjelang subuh), dan untuk mempelajari sesuatu adalah pagi-pagi, adapun untuk menulis adalah pertengahan siang sedang untuk menela’ah dan mengulang pelajaraan adalah malam hari.”
أن يقلّلَ مِن نومِه مالم يلحقه ضررٌ في بدنِه و ذِهنِه لا يزيد في نومِه في اليومِ و اللّيلةِ عن ثمانِ ساعاتٍ.
“Mengurangi waktu tidur selama tidak membahayakan badan dan
pikirannya, (hendaknya) waktu tidur tidak lebih dari delapan jam sehari
dan semalam.”
من
أعظمِ الأسبابِ العينةِ على الإشتغالِ بالعلمِ و الفهمِ و عدمِ الملالِ,
أكلُ القدرِ اليَسِيرِ مِن الحلالِ لأنّ كثرةَ الأكلِ جالبةٌ لكثرةِ
الشُّربِ و كثرتِه جالبةٌ للنّومِ و البَلادَةِ.
“Diantara sebab terbesar yang dapat membantu agar (selalu) sibuk
dengan ilmu dan tidak bosan ialah makan dengan kadar yang ringan dari
yang halal, karena banyak makan dapat mendorong untuk banyak minum
kemudian menyebabkan banyak tidur dan kebodohan.”
أن يأخدَ نفسَه بالورعِ في جميعِ شأنِه و يتحرّى الحلالَ في طعامِه و شرابِه و لباسِه و مَسكَنِه.
“Menumbuhkan sikap waro’ dalam segenap urusannya dan berusaha agar
makanannya, minumannya, pakaiannya dan tempatnya (senantiasa) halal.”
يَنبَغِي لطالبِ العلمِ أن لا يُخالِطَ إلا مَن يُفِيدُه أو يَستَفِيدُ مِنه.
“Seorang tholabul ilmi sepatutnya tidak bergaul kecuali dengan orang
yang dapat memberinya faedah atau dapat mengambil faedah darinya.”
أن
يجتنبَ اللَّعِبَ و العَبَثَ و التَّبَذُّلَ في المجالسِ بالسُّخفِ و
الضَّحكِ. و لا بأس أن يريحَ نفسَه و قلبَه و بصرَه بتَنَزُّهٍ في
المُتَنَزِّهاتِ, و لابأس بمعاناةِ المشيِ و رياضَةِ البدنِ به.
“Menjauhi perkara yang sia-sia dan main-main serta majlis-majlis yang
dipenuhi dengan tertawa dan hal yang tiada guna. Tidak mengapa untuk
menghibur jiwa, hati dan pandangannya dengan bertamasya ke suatu tempat,
tidak mengapa pula menyegarkan kaki dan berolah raga badan.”
{( مِن هديِ السّلفِ فِي طلبِ العلمِ, بصفحة 47 – 55 )}
Disusun oleh: Al Ustadz Abu Hamzah Yusuf Al Atsary
KONSEP SILATURAHMI DALAM AL-QURAN DAN SUNNAH
PENDAHULUANDalam kehidupan sehari-hari manusia ditakdirkan untuk hidup bersosial, yaitu selalu hidup dalam keadaan saling membutuhkan. Islam sangat memperhatikan hal ini dalam banyak pembahasan fiqih tentang tatacara bermuamalah salah satunya adalah pembahasan tentang akhlak manusia dengan sesamanya.
Di dalam pembahasan tentang akhlak tersebut, penulis ingin membahas salah satu kajian akhlak yang berhubungan dengan muamalah seorang manusia dengan yang lainnya, yaitu silaturahmi. Karena tanpa kita sadari, sesungguhnya silaturahmi sangat penting dalam kehidupan bersosial. Banyak sekali ayat-ayat al-Quran dan hadits-hadits yang membahas tentang hal ini. Oleh sebab itu penulis ingin mencoba memandang kajian tersebut dari sudut pandang al-Quran dan Hadits, yang mana keduanya adalah sumber hukum yang paling utama bagi seluruh umat muslim. Mudah-mudahan dengan adanya makalah yang sederhana ini, dapat memberikan pencerahan dan pegangan dalam kehidupan bermuamalah.
SILATURAHMI DALAM AL-QURAN DAN HADITS
A. Pengertian Silaturahmi
Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia (2007 : 1065) silaturahim atau silaturahmi bermakna tali persahabatan atau persaudaraan. Dalam perspektif bahasa Arab, Ahmad Warson dan Muhammad Fairuz (2007 : 810) mengungkap bahwa silaturahmi itu sebagai terjemahan Indonesia dari bahasa Arab صلة الرحم . Dilihat dari aspek tarkib, lafadz صلة الرحم merupakan tarkib idhofi, yaitu tarkib (susunan) yang terdiri dari mudhof (صلة) dan mudhof ilaih (الرحم). Untuk memahami makna silaturahmi, maka kami terlebih dahulu akan menjelaskan tentang makna صلة dan الرحم , kemudian makna silaturahmi.
1. Makna Shillah
Lafadz صلة merupakan mashdar dari وصل , Ahmad Warson (2002 : 1562-1563) mengartikan bahwa صلة adalah perhubungan, hubungan, pemberian dan karunia.
2. Makna Rahim
Ahmad Warson (2002 : 483) mengartikan, رحم adalah rahim, peranakan dan kerabat. Al-Raghib (2008 : 215 ) mengkaitkan kata rahim dengan rahim al-mar`ah (rahim seorang perempuan) yaitu tempat bayi di perut ibu. Yang bayi itu punya sifat disayangi pada saat dalam perut dan menyayangi orang lain setelah keluar dari perut ibunya. Dan kata rahim diartikan “kerabat” karena kerabat itu keluar dari satu rahim yang sama. Al-Raghib (2008 : 216) juga mengutip sabda Nabi, yang isinya menyebutkan, ketika Allah Swt menciptakan rahim, Ia berfirman, “Aku al-Rahman dan engkau al-Rahim, aku ambil namamu dari namaku, siapa yang menghubungkan padamu Aku menghubungkannya dan siapa yang memutuskan denganmu Aku memutuskannya”. Ini memberi isyarat bahwa rahmah-rahim mengandung makna al-Riqqatu (belas-kasihan) dan al-Ihsân (kedermawanan, kemurahan hati).
3. Makna Silaturahmi
Berdasarkan dua pengertian dua diatas, maka makna silaturahmi secara harfiah adalah menyambungkan kasih-sayang atau kekerabatan yang menghendaki kebaikan. Secara istilah makna silaturahmi, antara lain dapat dipahami dari apa yang dikemukakan Al-maraghi menyebutkan, “Yaitu menyambungkan kebaikan dan menolak sesuatu yang merugikan dengan sekemampuan”. Sementara itu imam as-Shon’ani (1992 : 4 : 295) mendefinisikan bahwa silaturahmi adalah kiasan tentang berbuat baik kepada kerabat yang memiliki hubungan nasab dan kerabat bersikap lembut, menyayangi dan memperhatikan kondisi mereka.
B. Pembagian Silaturahmi
As-Shon’ani (1992 : 4 : 298) mengutip pendapat imam al-Qurthubi yang menjelaskan bahwa silaturahmi yang mesti disambungkan itu terbagi kepada dua bagian, yaitu silaturahmi umum dan silaturahmi khusus. Silaturahmi umum yaitu rahim dalam agama, wajib disambungkan dengan cara saling menaehati, berlaku adil, menunaikan hak-hak yang wajib dan yang sunnah. Sedangkan sulaturahmi khusus yaitu dengan cara memberi nafakah kepada kerabat.
C. Silaturahmi dalam pandangan Al-Quran
Sejauh pengamatan penulis terhadap ayat-ayat al-Quran, penulis tidak menemukan satu ayat pun yang memerintahkan silaturahmi dengan bentuk fi’il amr dari lafadz وصل yang kami temukan bukab fi’il amr, melainkan bentuk fi’il madhi yang terdapat dalam surat al-Qoshos ayat 51 dan fi’il mudhore yang diulang sepuluh kali pada enam surat (Abdul Baqi, tt : 919). Meskipun demikian, bukan berarti al-Quran tidak memerintahkan silaturahmi, tetapi silaturahmi dalam al-Quran digunakan dengan lafadz yang lain.
Bila kita mencermati kembali makna rahim, kita temukan bahwa makna rahim itu adalah kerabat, sebagaimana diungkap oleh ar-Roghib dan Ahmad Warson. Di dalam al-Quran dijumpai beberapa ayat yang memerintahkan untuk memberikan hak kepada kerabat. Hal tersebut mengindikasikan bahwa silaturahmi diperintahkan dalam al-Quran walaupun menggunakan redaksi lain. Ayat-ayat yang dimaksud antara lain adalah sebagai berikut :
a. Surat an-Nahl ayat 90
إِنَّ اللَّهَ يَأْمُرُ بِالْعَدْلِ وَالْإِحْسَانِ وَإِيتَاءِ ذِي الْقُرْبَى وَيَنْهَى عَنِ الْفَحْشَاءِ وَالْمُنْكَرِ وَالْبَغْيِ يَعِظُكُمْ لَعَلَّكُمْ تَذَكَّرُونَ
Sesungguhnya Allah menyuruh (kamu) berlaku ‘adil dan berbuat kebajikan, memberi bantuan kepada kerabat, dan Dia melarang (melakukan) perbuatan keji, kemungkaran dan permusuhan. Dia memberi pengajaran kepadamu agar kamu dapat mengambil pelajaran.
Pada ayat tersebut terdapat perintah memberi bantuan kepada kerabat dekat, terkait dengan makna tersebut, Ats-tsa’labi (tt: 2: 321), As-Sulami (2001: 1:372), ‘izz bin Abdussalam (1996: 1: 577), Fahrurrozi (tt: 1: 2747), dan Ahmad bin Muhammad bin Mahdi (2002: 24:73) mereka menafsirkan bahwa ungkapan tersebut bermakna perintah untuk silaturahmi.
b. Surat al-Isro ayat 26
وَآتِ ذَا الْقُرْبَى حَقَّهُ وَالْمِسْكِينَ وَابْنَ السَّبِيلِ وَلَا تُبَذِّرْ تَبْذِيرًا
Dan berikanlah haknya kepada kerabat dekat, juga kepada orang miskin dan orang yang dalam perjalanan; dan janganlah kamu menghambur-hamburkan (hartamu) secara boros.
Pada ayat ini terdapat perintah Dan berikanlah haknya kepada kerabat dekat, menurut Baidhowi (tt: 1: 441), Al-Khozin (1979: 4: 157) bahwa makna kerabat tersebut adalah perintah untuk menyambungkan silaturahmi.
c. Surat ar-Rum ayat 38
فَآتِ ذَا الْقُرْبَى حَقَّهُ وَالْمِسْكِينَ وَابْنَ السَّبِيلِ ذَلِكَ خَيْرٌ لِلَّذِينَ يُرِيدُونَ وَجْهَ اللَّهِ وَأُولَئِكَ هُمُ الْمُفْلِحُونَ
Maka berikanlah haknya kepada kerabat dekat, juga kepada orang miskin dan orang-orang yang dalam perjalanan. Itulah yang lebih baik bagi orang-orang yang mencari keridaan Allah. Dan mereka itulah orang-orang yang beruntung.
As-Sam’ani (1997: 4: 215)mencatat bahwa perintah memberikan haq kepada kerabat dekat itu menurut mayoritas mufassir maknanya adalah silaturahmi dengan memberikan hadiah.
Berdasarkan tiga ayat diatas beserta penafsiran para mufasir jelaslah bahwa silaturahmi diperintahkan didalam Quran.
D. Silaturahmi dalam pandangan Hadits
Hadis-hadis yang berkaitan dengan silaturahmi, diantaranya adalah:
1. Orang yang bersilaturahmi akan diperluas rizkinya, dipanjangkan umurnya.
عَنْ أَبِي هُرَيْرَةَ رضي الله عنه قَالَ: قَالَ رَسُولُ اَللَّهِ صلى الله عليه وسلم مَنْ أََحَبَّ أَنْ يُبْسَطَ عَلَيْهِ فِي رِزْقِهِ, وَأَنْ يُنْسَأَ لَهُ فِي أَثَرِهِ, فَلْيَصِلْ رَحِمَهُ أَخْرَجَهُ اَلْبُخَارِيُّ.
Dari Abu Hurairoh r.a: Rosul bersabda barang siapa yang ingin diluaskan rizkinya, dan di panjangkan umurnya, hendaklah dia menyambungkan silaturahmi (H.R. Bukhori)
Dalam hadits lain, yang di takhrij oleh Ahmad dari Aisyah secara marfu’ Nabi pernah bersabda bahwa silaturahmi dan berbuat baik kepada tetangga akan dapat memakmurkan rumah serta menambah umur. Terkait dengan hadis tersebut, Ibnu Hajar (tt: 10: 416) dan As-Son’ani mencamtumkan pendapat Ibnu Tiin yang menyatakan bahwa dzohir hadis tersebut bertentangan dengan surat Al-A’rof ayat 34 yaitu
وَلِكُلِّ أُمَّةٍ أَجَلٌ فَإِذَا جَاءَ أَجَلُهُمْ لَا يَسْتَأْخِرُونَ سَاعَةً وَلَا يَسْتَقْدِمُونَ (34)
tiap-tiap umat mempunyai batas waktu; Maka apabila telah datang waktunya mereka tidak dapat mengundurkannya barang sesaatpun dan tidak dapat (pula) memajukannya.
Selanjutnya Ibnu Tiin mengkompromikan dua dalil tersebut dari dua aspek, salah satunya yaitu yang dimaksud tambahan umur pada hadis tersebut merupakan kinayah tentang keberkahan umur sebab adanya taufik untuk taat serta makmurnya waktu digunakan untuk sesuatu yang bermanfaat untuk akhirat serta memeliharanya dari melakukan perbuatan yang sia-sia.
2. Pemutus silaturahmi tidak akan masul surga.
وَعَنْ جُبَيْرِ بْنِ مُطْعِمٍ رضي الله عنه قَالَ: قَالَ رَسُولُ اَللَّهِ صلى الله عليه وسلم لَا يَدْخُلُ اَلْجَنَّةَ قَاطِعٌ يَعْنِي: قَاطِعَ رَحِمٍ. مُتَّفَقٌ عَلَيْهِ
Dari Jubair bin Mut’im r.a: Rosul bersabda tidak akan masuk surga orang yang memutus, yaitu: memutuskan silaturahmi (mutafaq ‘alaihi)
3. Pemutus silaturahmi akan dipercepat siksaan terhadap dosanya.
وأخرج أبو داود من حديث أبي بكرة يرفعه ما من ذنب أجدر أن يعجل الله لصاحبه العقوبة في الدنيا مع ما ادخر له في الآخرة من قطيعة الرحم
Abu Daud mentakhrij dari hadis Abu Bakroh yang marfu’ tidak ada satu dosa yang lebih pantas dipercepat oleh Allah siksaan bagi pelakunya didunia disamping disediakan baginya siksaan di akhirat dari melainkan pemutus silaturahmi
4. Amal pemutus silaturahmi tidak diterima oleh Allah.
وأخرج البخاري في الأدب المفرد من حديث أبي هريرة يرفعه إن أعمال أمتي تعرض عشية الخميس ليلة الجمعة فلا يقبل عمل قاطع رحم
Bukhori mentakhrij dalam Adabul Mufrod dari hadis Abu Hurairoh yang marfu’ sesungguhnya amal-amal umatku akan disetorkan pada waktu kamis sore malam jumat maka tidak akan diterima amalan pemutus silaturahmi
5. Rahmat tidak akan turun bagi pemutus silaturahmi.
وأخرج فيه من حديث ابن أبي أوفى إن الرحمة لا تنزل على قوم فيهم قاطع رحم
Bukhori mentakhrij dalam Adabul Mufrod dari hadis Abu Aufa sesungguhnya rahmat tidak akan turun kepada suatu kaum yang didalamnya ada pemutus silaturahmi
6. Pintu langit akan tertutup bagi pemutus silaturahmi.
وأخرج الطبراني من حديث ابن مسعود إن أبواب السماء مغلقة دون قاطع الرحم
Thobroni mentakhrij dari hadis ibnu mas’ud sesungguhnya pintu-pintu langit tertutup bagi pemutus silaturahmi
PENUTUP
A. Kesimpulan
Islam merupakan agama yang sangat memperhatikan hubungan antar sesama manusia. Hal itu digambarkan dengan adanya berbagai syariat tentang hubungan manusia baik yang menyangkut hubungan keluarga maupun masyarakat. Untuk mempererat hubungan antar keluarga, Islam mensyariatkan silaturahmi. Dalam pandangan al-Quran dan hadis, silaturahmi memiliki kedudukan yang sangat penting. Al-Quran menggambarkan bahwa silaturahmi merupakan salahsatu bentuk pelaksanaan ibadah seorang hamba kepada Rabb-nya. Dan hadis melukiskan bahwa orang yang senantiasa silaturahmi akan dipanjangkan umurnya serta diperluas rizkinya.
Selain itu banyak keterangan yang menjelaskan bahwa orang yang memutuskan hubungan silaturahmi tidak akan masuk surga, amalny tidak akan diterima, serta masih banyak ancaman yang lainnya. Oleh karena itu, sebagai muslim kita harus senantiasa memelihara selaturahmi demi keselamatan dunia akhirat.
B. Saran
Setelah kita memahami konsep silaturahmi, baik dari segi pengertian, pembagian, serta keterangan al-Quran dan Hadis mudah-mudahan kita bisa mengimplementasikan dalam kehidupan sehari-hari. Dan juga bisa menyebarluaskannya kepada segenap umat Islam di bumi Allah.
Selasa, 24 Mei 2016
DESA WARUKAWUNG
Zaman dahulu Desa Warukawung yang babak yasa ialah Embah Sangkan Kuwu Cirebon. Konon
kabarnya beliau tidak mau disebut namanya, tetapi cukup disebut Ki Gede
Penderesan saja. Tujuan semula pokoknya beliau bermaksud menyebarkan Agama
Islam di pelosok dusun, yang kini tapak petilasannya disebut Ki Buyut Cabuk.
Sebenarnya bukan Cabuk
tetapi Cisabuk, karena beliau
semenjak pindah tempat dari pemukimannya, sabuknya beliau ditinggalkan yakni
dekat sungai Cisabuk, adalah tempat pesiaran peribadatan. Tetapi beliau bukan
mengembangkan ajaran Agama Islam saja, disamping itu pula beliau berwiraswasta
membuat gula aren(enau) dari pohon kawung. Memang ditempat itu banyak pohon Kawung dan Waru yang tumbuh dengan suburnya, maka tepatlah perkampungan itu
disebut Desa Warukawung.
Pohon waru terkenal sekali dibutuhkan keperluan pertanian
atau keperluan perumahan. Lulub waru perlu sekali untuk pemijang, yakni tali
pengikat gedengan padi, begitu pula penting sekali pada masa itu lulub/waru
keperluannya untuk tali welit guna atap rumah atau saung-saung sawah ladang
petani.
Sehari-hari beliau selalu menghadapi kesibukan kerja,
waktu magrib, isya dan subuh acara peribadatan di bidang rohani Agama Islam,
sedangkan siangnya kalau bukan menderes pohon enau, mengambil nira (lahang),
tentunya mencetak gula aren.
Sawah ladang pun harus pula diurus sebaik mungkin,
padinya, palawija, sayur mayurnya dan yang terkenal tanaman waluhnya. Begitulah
beliau kerjakan dengan para santri dan Murid pengikutnya.
Kemudian lama kelamaan setelah berhasil yang dicapai,
cita-cita, tujuan pokoknya adalah penyebaran Agama Islam, beliau meneruskan
perjalanannya ke tempat lain; maka tugas pengamatan diserahkan kepada
kepercayaannya ialah Kiyai Murid
yang kemudian turun temurun yang ada di Blok
Benda.
Tapak tilas yang lain adalah di makam Sampir, disitulah
ada pakaian untuk bekerja di sawah-ladang yang disampirkan ditempat saungnya,
yaitu di persawahan yang pada masa ini ada diwewengkon Desa Sindang Jawa Blok
Sawah/ Amba.
Sahdan pada zaman penjajahan Belanda tahun 1918 seorang
Wedana di Plumbon yang terkenal disebut Wedana Blendang, sebab perutnya besar,
ia ditugaskan untuk menggabung-gabungkan desa-desa yang dianggap terlalu
sempit, maka terjadi Desa Warukawung
yang dipimpin mendiang Kuwu Arpat
dapat tergabung dengan Desa Royom
yang dipimpin oleh mendiang Kuwu Arsa.
Dan kelanjutannya diadakan pilihan kuwu, yang mendapat
suara terbanyak ialah mendiang Kuwu
Sutara. Ia adalah seorang kuwu yang masih remaja lagi tampan, dan kebiasaan
ia disebutnya Kuwu Cilik. Maka
terjadilah dua desa gabungan tadi menjadi satu dengan diberi nama Desa Waruroyom.
Tetapi malang baginya baru setahun menjadi kuwu, ia
terkena kasus, sehingga atas keputusan sidang Pengadilan Negeri mendapat vonis
hukum kurungan satu tahun lamanya. Lebih luas lagi sekedar catatan dari masa ke
masa jabatan kuwu sebagai gambaran terlampir ini. Sejak itu yang sangat
menonjol sekali antara pemimipin dengan rakyat selalu perpecahan, karena
politik devide et impera dari pihak kolonial
Belanda sehingga lupa daratan kepada bangsanya, apalagi untuk membangun dan
kemajuannya.
Setelah terbentuknya Desa
Waruroyom dari mulai tahun 12918 pernah mengalami rupa-rupa perubahan
zaman, zaman Belanda diwaktu normal dan pada tahun 1935 waktu Malaise (failit), pada tahun 1942-1945
zaman Dai Nippon Jepang yang pada umumnya rakyat mengalami rupa-rupa
penderitaan, penyakit busung lapar, orang berpakaian karung goni, jenazah
dibungkus dengan tikar, disana-sini ribut-ribut pakaian manusia dirubung kutu.
Mulai tanggal 17 Agustus 1945 baru ada titik-titik
terang, setelah ada Proklamasi Kemerdekaan, meskipun banyak gangguan kekacauan,
gerakan DI/TII yang terkenal pagar betis, gerakan PKI yang terkenal pengkikisan
G.30.S-nya, Revolusi, aksi Polisionil Belanda dan lain-lain sebagainya. Tetapi
bangsa yang telah merdeka lama kelamaan ada perubahan yang sangat menguntungkan
khususnya bagi masa depan generasi muda. Akan tetapi mengingat Desa Waruroyom sampailah pada tahun
1985 perkembangan penduduk sangat menonjol, maka terjadilah pemekaran desa
yaitu pada tanggal 1 Januari 1985 hari
Jum’at Kliwon diumumkan oleh TRIPIDA Kecamatan Plumbon, maka Desa Waruroyom
menjadi 2 desa.
Bagian Waruroyom
yang utara, nama desa untuk kenag-kenangan ditetapkan menjadi Desa Waruroyom, mengingat pula bagi
kenang-kenangan Desa Royom pernah menjadi desa yang tergabung. Sedangkan kepala
Desa dilakukan oleh seorang pejabat ialah Sdr. Wartama. Adapun Waruroyom yang bagian selatan, untuk
perubahan baru namanya menjadi Desa
Warukawung, karena Desa Warukawung adalah
Desa ciptaan Ki Kuwu Cirebon yakni Embah Sangkan, adalah seorang Waliullah
penyebar Agama Islam di Cirebon.
Letak geografisnya Warukawung sangat penting, di jaman
revolusi fisik dianggap daerah konsolidasi (menegakkan kemerdekaan) oleh
pejuang tentara RI, bahkan para pejuang pasukan Bede pernah markasnya di Blok
Benda, sehingga Belanda acap mengadakan aksi penggerebegannya, tetapi mereka
tak pernah berhasil karena berkat kekompakan rakyat dengan para pejuang.
Warukawung kaya sumber airnya, yang terbesar adalah Tuk Bual. Pernah DPD Tingkat II Cirebon
ada rencana akan dibangun tempat rekreasi yakni pada tahun 1957, tapi gagal
entah apa sebab-sebabnya, Sumur Jaran, Sumur-Serut, dan beberapa Pancuran Rita,
Pancuran Gede, Pancuran Gondang, Pancuran Kroya, Pancuran Dasia walaupun
kemarau panjang tak pernah kunjung kering.
Mata pencaharian penduduk tercatat, pertanian 60%,
pertukangan 25%, dagang perantaun 10%, sedangkan buruh tani hanya 5%, sungguh
tenaga buruh kurang sekali, maka bila musimnya penggarapan sawah terpaksa
tenaganya harus di drop dari luar desa umumnya dari Desa Pekidulan ( selatan).
Di sekitar perkamopungan Desa Warukawung tanamannya
subur, terutama durian yang mengandung banyak kalori, petai, nangka dan mangga,
tetapi tanamannya kemiri dan picung kini semakin langka. Sejak dulu tahun 1934
di Warukawung tanaman/ buah-buahan serba ada, sehingga seorang petugas Lanbo
Konsulen jaman kolonial, menganggap bahwa Warukawung adalah gemah ripah loh
jinawi. Kegemaran para petani dulu adalah menanam padi loyor yang berasnya
merah tetapi pulen, maka orang Warukawung tubunya tegap-tegap karena
mengutamakan makanan yang mengandung banyak vitamin dan protein nabati dari
daun lembayung.
Batas Desa yang penting di
jaman dulu adalah :
Sebelum utara ini merupakan jalan yang paling sibuk untuk
lalu lalang dan menuju ke kota Kesultanan Cirebon, bila menjelang bulan Maulud
orang-orang pergi ke Cirebon merupakan kebiasaan tradisi dari nenek moyang.
Begitu pula para perangkat desa bila pergi rapat-rapat mereka menunggang kuda,
sedangakn Narpraja pun melakukan tugas kepentingan di desa wewengkonnya.
Kata Sahibul Hikayat jalan itu pernah jadi arena pertempuran antara pasukan
Galuh lawan Cirebon, sebagai bukti bekas – bekasnya dianggap keramat oleh
penduduk ialah kuburan Ki Penggung, kuburan Ki Sulun (Siulun) dan
kelangsungannya di ceritakan alat peperangan di kubur. Kenyataannya banyak
orang yang menemukan keris atau batu-fosil seperti kampak disekitar makam Ki
Penggung.
Jurusan
batas ini dari mulai barat Blok Mantri menuju Kedemangan dan Ki Penggung, dapat
dipastikan bahwa blok ini bekas tempat para Narapraja, yakni Mantri, Demang
(Wedana) dan Tumenggung.
Nama – nama Kepala Desa Warukawung yang diketahui :
1.
Madam : 1865 – 1901
2.
Rodja :
1901 – 1901 (9 bulan)
3.
Basi Sutaradjaja :
1901 – 1906
4.
Budi Wangsa Didjaya : 1906 – 1913
5.
Arpat Wangsa
Didjaya : 1913 – 1918
6.
Sutara :
1918 – 1919
7.
Raji :
1919 – 1931
8.
Suwela Wiriadireja : 1931 – 1939
9.
Sentana Atmaja :
1939 – 1950
10. Arpat Wansapraja :
1950 – 1956
11. Djunaedi : 1956 – 1967
12. Suparma : 1967 – (satu minggu diberhentikan)
13. Abu Bakar Sidik : 1967 – 1989
14. Sanipan : 1989 – 2001
15. Dirmawan : 2001 – 2011
16. Warta : 2012 - sampai sekarang
16. Warta : 2012 - sampai sekarang
Jumat, 13 Mei 2016
Bulan Ramadhan adalah bulan yang selalu dinanti – nanti. bagi orang – orang mukmin, kepergian bulan Ramadhan
jauh lebih disesalkan daripada kepulangan seorang tamu mulia yang
berlalu pergi. Tak heran bilamana para salaf dahulu berdoa jauh – jauh
hari sebelum Ramadhan datang :
" Yaa Allah, pertemukanlah aku dengan Ramadhan, dan pertemukanlah Ramadhan denganku, dan jadikan amal ibadahku pada bulan mulia itu diterima disisi Mu "
sekilas kita bertanya – tanya, " apa sih keutamaan bulan Ramadhan dibandingkan bulan – bulan yang lain ? " dalam postingan kali ini, akan kami sebutkan sedikitnya sepuluh keutamaan bulan Ramadhan,
meskipun sebenarnya banyak sekali keutamaan bulan yang mulia ini yang
telah disebutkan oleh para ulama. Yang kami harapkan bisa bermanfaat
bagi kita semua.
Allah ta’ala berfirman :
“Beberapa hari yang ditentukan itu ialah) bulan Ramadhan,
bulan yang di dalamnya diturunkan (permulaan ) Al Quran sebagai
petunjuk bagi manusia dan penjelasan-penjelasan mengenai petunjuk itu
dan pembeda ( antara yang hak dan yang bathil ) “ ( Al Baqarah : 185 )
Imam Ibnu Katsir rahimahullah berkata ( Allah
ta’ala memuji bulan bulan Puasa diantara bulan – bulan lainnya, dengan
memilih bulan tersebut ( sebagai waktu ) diturunkannya Al Qur’an ) lihat
Tafsir Ibnu Katsir 1 / 282
“ karena itu,
Barangsiapa di antara kamu hadir ( di negeri tempat tinggalnya ) di
bulan itu, Maka hendaklah ia berpuasa pada bulan itu, dan Barangsiapa
sakit atau dalam perjalanan ( lalu ia berbuka ), Maka ( wajiblah
baginya berpuasa ), sebanyak hari yang ditinggalkannya itu, pada
hari-hari yang lain. Allah menghendaki kemudahan bagimu, dan tidak
menghendaki kesukaran bagimu. dan hendaklah kamu mencukupkan bilangannya
dan hendaklah kamu mengagungkan Allah atas petunjuk-Nya yang diberikan
kepadamu, supaya kamu bersyukur “ ( Al Baqarah : 185 )
Syaikh Shalih Al Fauzan hafidzahullah berkata ( dalam ayat yang mulia ini Allah menyebutkan 2 keutamaan bulan Ramadhan: ……………. Yang kedua adalah dengan diwajibkannya puasa Ramadhan atas umat ini, sebagaimana firman Allah “ karena itu, Barangsiapa di antara kamu hadir ( di negeri tempat tinggalnya ) di bulan itu, Maka hendaklah ia berpuasa pada bulan itu, “ ) lihat ithaaful Iman bi Duruus Syahri Ramadhan hal. 15
3 – Pintu Langit Dibuka Sedangkan Pintu – Pintu Neraka Ditutup
Rasulullah shallallahu alaihi wa sallam bersabda :
إذا دخل شهر رمضان فتحت أبواب السماء و غلقت أبواب جهنم و سلسلت الشياطين
“ apabila telah datang bulan Ramadhan, pintu – pintu langit dibuka, sedangkan pintu – pintu neraka akan ditutup, dan setan dibelenggu “ ( diriwayatkan oleh Bukhari dan Muslim )
4 – Diampuninya Dosa – Dosa Di Bulan Itu
Rasulullah shallallahu alaihi wa sallam bersabda :
من صام رمضان إيماناً واحتساباً غُفر له ما تقدم من ذنبه
“ barangsiapa yang berpuasa Ramadhan dengan penuh iman dan mengharap pahala, maka akan diampuni dosa – dosanya yang telah lalu “ ( diriwayatkan oleh Bukhari dan Muslim )
Dalam hadits lain beliau bersabda :
رغم أنف رجل دخل عليه رمضان ثم انسلخ قبل أن يغفر له
“ celakalah seseorang, ia memasuki bulan Ramadhan kemudian melaluinya sedangkan dosanya belum diampuni “ ( diriwayatkan oleh Tirmidzi dan Ahmad )
5 – Dilipat Gandakan Pahala Pada Bulan Ramadhan
Rasulullah shallallah alaihi wa sallam bersabda :
عمرة في رمضان تعدل حجة
“ pahala umrah pada bulan Ramadhan menyamai pahala ibadah haji “ ( diriwayatkan oleh Bukhari dan Muslim ), Dalam riwayat Muslim disebutkan “……..menyamai pahala ibadah haji bersamaku “
Ibnu Rajab rahimahullah berkata ( Abu Bakr bin Abi Maryam menyebutkan bahwa banyak guru – gurunya yang berkata : apabila telah dating bulan Ramadhan maka perbanyaklah berinfaq, karena infaq pada bulan Ramadhan dilipat gandakan bagaikan infaq fi sabilillah, dan tasbih pada bulan Ramadhan lebih utama daripada tasbih di bulan yang lain )
6 – Lailatul Qadr Ada Di Bulan Ramadhan
Lailatul Qadr ( malam kemuliaan ) adalah suatu malam yang ada pada 10 hari terakhir di bulan Ramadhan, yang mana malam tersebut memiliki banyak sekali barakah dan kemuliaan, bahkan satu malam tersebut lebih baik dari seribu bulan.
“ Sesungguhnya Kami telah menurunkannya (Al Quran) pada malam kemuliaan. Dan tahukah kamu Apakah malam kemuliaan itu? Malam kemuliaan itu lebih baik dari seribu bulan. Pada malam itu turun malaikat-malaikat dan Malaikat Jibril dengan izin Tuhannya untuk mengatur segala urusan. Malam itu (penuh) Kesejahteraan sampai terbit fajar “ ( Al Qadr : 1-5 )
Rasulullah shallallahu alaihi wa sallam bersabda :
إن هذا الشهر قد حضركم و فيه ليلة خير من ألف شهر من حرمها فقد حرم الخير كله
“ sesungguhnya bulan (Ramadhan) telah dating kepada kalian, di dalamnya terdapat sebuah malam yang lebih baik dari seribu bulan, barang siapa yang tidak mendapatinya maka ia telah kehilangan banyak sekali kebaikan “ ( diriwayatkan oleh Ibnu Majah dan dihasankan oleh Al Mundziry )
7 – Disyareatkannya I’tikaf Di Bulan Ramadhan
“ Dihalalkan
bagi kamu pada malam hari bulan puasa bercampur dengan isteri-isteri
kamu; mereka adalah pakaian bagimu, dan kamupun adalah pakaian bagi
mereka. Allah mengetahui bahwasanya kamu tidak dapat menahan nafsumu,
karena itu Allah mengampuni kamu dan memberi ma'af kepadamu. Maka
sekarang campurilah mereka dan ikutilah apa yang telah ditetapkan Allah
untukmu, dan Makan minumlah hingga terang bagimu benang putih dari
benang hitam, Yaitu fajar. kemudian sempurnakanlah puasa itu sampai
(datang) malam, (tetapi) janganlah kamu campuri mereka itu, sedang kamu
beri'tikaf dalam mesjid. Itulah larangan Allah, Maka janganlah kamu
mendekatinya. Demikianlah Allah menerangkan ayat-ayat-Nya kepada
manusia, supaya mereka bertakwa “ ( Al Baqarah : 187 )
Anas radhiallahu anhu berkata :
“ adalah Nabi shallallahu alaihi wa sallam beri’tikaf pada 10 hari terakhir dari bulan Ramadhan, sampai beliau wafat, kemudian istri – istri beliau pun beri’tikaf setelahnya “ ( diriwayatkan oleh Bukhari dan Muslim )
8 – Puasa Ramadhan Salah Satu Sebab Masuk Surga
Pada masa Rasulullah shallallahu alaihi wa sallam ada dua orang dari bani Qudha’ah yang masuk islam, kemudian salah seorang dari mereka mati syahid, sementara yang satunya wafat setahun kemudian, salah seorang sahabat bernama Thalhah bin Ubaidillah radhiallahu anhu berkata : aku bermimpi melihat surga, lalu aku melihat orang yang wafat setahun kemudian tersebut masuk surga sebelum orang yang mati syahid, akupun terheran – heran, maka tatkala pagi hari aku memberitahu Rasulullah shallallahu alaihi wa sallam, beliaupun bersabda :
أليس قد صام بعده رمضان و صلى ستة آلاف أو كذا و كذا رعكة صلاة سنة
“ bukankah setelah itu ( dalam waktu setahun ) ia berpuasa Ramadhan, shalat enam ribu rakaat atau shalat sunnah beberapa rakaat ? “ ( diriwayatkan oleh Ahmad dan dishahihkan oleh Albani )
9 – Bulan Ramadhan Bulan Ibadah Dan Amal Kebaikan
Rasulullah shallallahu alaihi wa salam bersabda :
من قام رمضان إيمانا و احتسابا غفر له ما تقدم من ذنبه
“ barangsiapa yang berdiri shalat pada bulan Ramadhan dengan penuh iman dan mengharap pahala maka akan diampuni dosa – dosanya yang telah lalu “ ( diriwayatkan oleh Bukhari dan Muslim )
Inilah Rasulullah shallallahu alaihi wa sallam, apabila telah memasuki sepuluh hari terakhir bulan Ramadhan, beliau mengencangkan sarung beliau, menghidupkan malam Ramadhan, dan membangunkan keluarganya.
Inilah Rasulullah shallallahu alaihi wa sallam, beliau adalah orang yang paling dermawan, dan beliau lebih dermawan lagi apabila datang bulan Ramadhan.
10 – Bulan Ramadhan Adalah Bulan Penuh Berkah, Rahmat, Dan Mustajabnya Doa
Rasulullah shallallahu alaihi wa sallam bersabda :
أتاكم رمضان شهر مبارك
“ telah datang kepada kalian bulan Ramadhan, bulan penuh berkah ….. “ ( diriwayatkan oleh An Nasai dan dishahihkan oleh Albani )
Rasulullah shallallahu alaihi wa sallam bersabda :
إذا دخل شهر رمضان فتحت أبواب الرحمة و غلقت أبواب جهنم و سلسلت الشياطين
“ apabila telah masuk bulan Ramadhan, maka dibukalah pintu – pintu rahmat, sedangkan pintu – pintu neraka jahannam ditutup, dan setanpun dibelenggu “ ( diriwayatkan oleh Bukhari dan Muslim dan ini adalah lafadz Muslim )
Rasulullah shallallahu alaihi wa sallam bersabda :
إن لكل مسلم في كل يوم و ليلة – يعني في رمضان – دعوة مستجابة
“ sesungguhnya setiap muslim pada tiap siang dan malam hari – pada bulan Ramadhan – memiliki doa yang mustajab “ ( diriwayatkan oleh Al Bazzar dan dishahihkan oleh Albani )
Demikian sedikit keutamaan Ramadhan yang bisa kami sajikan. Semoga Allah memudahkan menerima amal ibadah kita di mulia ini. Aamiin……
Hakikat taubat adalah kembali tunduk kepada Allah dari bermaksiat kepada-Nya kepada ketaatan kepada-Nya. Taubat ada dua macam: taubat mutlak dan taubat muqayyad
(terikat). Taubat mutlak ialah bertaubat dari segala perbuatan dosa.
Sedangkan taubat muqayyad ialah bertaubat dari salah satu dosa tertentu
yang pernah dilakukan.
Syarat-syarat taubat meliputi: beragama Islam, berniat ikhlas, mengakui dosa, menyesali dosa, meninggalkan perbuatan dosa, bertekad untuk tidak mengulanginya, mengembalikan hak orang yang dizalimi, bertaubat sebelum nyawa berada di tenggorokan atau matahari terbit dari arah barat. Taubat adalah kewajiban seluruh kaum beriman, bukan kewajiban orang yang baru saja berbuat dosa. Karena Allah berfirman,
وَتُوبُوا إِلَى اللَّهِ جَمِيعاً أَيُّهَا الْمُؤْمِنُونَ لَعَلَّكُمْ تُفْلِحُونَ
“Dan bertaubatlah kalian semua wahai orang-orang yang beriman supaya kalian beruntung.” (QS. An Nuur: 31) (lihat Syarh Ushul min Ilmil Ushul Syaikh Al ‘Utsaimin rahimahullah, tentang pembahasan isi khutbatul hajah).
Allah Maha Pengampun, Maha Penerima Taubat dan Maha Penyayang
Allah menyifati diri-Nya di dalam Al Quran bahwa Dia Maha pengampun lagi Maha Penyayang hampir mendekati 100 kali. Allah berjanji mengaruniakan nikmat taubat kepada hamba-hambaNya di dalam sekian banyak ayat yang mulia. Allah ta’ala berfirman,
وَاللّهُ يُرِيدُ أَن يَتُوبَ عَلَيْكُمْ وَيُرِيدُ الَّذِينَ يَتَّبِعُونَ الشَّهَوَاتِ أَن تَمِيلُواْ مَيْلاً عَظِيماً
“Allah menginginkan untuk menerima taubat kalian, sedangkan orang-orang yang memperturutkan hawa nafsunya ingin agar kalian menyimpang dengan sejauh-jauhnya.” (QS. An Nisaa’: 27)
Allah ta’ala juga berfirman,
وَلَوْلَا فَضْلُ اللَّهِ عَلَيْكُمْ وَرَحْمَتُهُ وَأَنَّ اللَّهَ تَوَّابٌ حَكِيمٌ
“Dan seandainya bukan karena keutamaan dari Allah kepada kalian dan kasih sayang-Nya (niscaya kalian akan binasa). Dan sesungguhnya Allah Maha penerima taubat lagi Maha bijaksana.” (QS. An Nuur: 10)
Allah ta’ala berfirman,
إِنَّ رَبَّكَ وَاسِعُ الْمَغْفِرَةِ
“Sesungguhnya Tuhanmu sangat luas ampunannya.” (QS. An Najm: 32)
Allah ta’ala berfirman,
وَرَحْمَتِي وَسِعَتْ كُلَّ شَيْءٍ
“Rahmat-Ku amat luas meliputi segala sesuatu.” (QS. Al A’raaf: 156)
Oleh Karenanya, Saudaraku yang Tercinta…
Pintu taubat ada di hadapanmu terbuka lebar, ia menanti kedatanganmu… Jalan orang-orang yang bertaubat telah dihamparkan. Ia merindukan pijakan kakimu… Maka ketuklah pintunya dan tempuhlah jalannya. Mintalah taufik dan pertolongan kepada Tuhanmu… Bersungguh-sungguhlah dalam menaklukkan dirimu, paksalah ia untuk tunduk dan taat kepada Tuhannya. Dan apabila engkau telah benar-benar bertaubat kepada Tuhanmu kemudian sesudah itu engkau terjatuh lagi di dalam maksiat, sehingga memupus taubatmu yang terdahulu, janganlah malu untuk memperbaharui taubatmu untuk kesekian kalinya. Selama maksiat itu masih berulang padamu maka teruslah bertaubat.
Allah ta’ala berfirman,
فَإِنَّهُ كَانَ لِلأَوَّابِينَ غَفُوراً
“Karena sesungguhnya Dia Maha mengampuni kesalahan hamba-hamba yang benar-benar bertaubat kepada-Nya.” (QS. Al Israa’: 25)
Allah ta’ala juga berfirman,
قُلْ يَا عِبَادِيَ الَّذِينَ أَسْرَفُوا عَلَى أَنفُسِهِمْ لَا تَقْنَطُوا مِن رَّحْمَةِ اللَّهِ إِنَّ اللَّهَ يَغْفِرُ الذُّنُوبَ جَمِيعاً إِنَّهُ هُوَ الْغَفُورُ الرَّحِيمُ وَأَنِيبُوا إِلَى رَبِّكُمْ وَأَسْلِمُوا لَهُ مِن قَبْلِ أَن يَأْتِيَكُمُ الْعَذَابُ ثُمَّ لَا تُنصَرُونَ
“Katakanlah kepada hamba-hambaKu yang melampaui batas terhadap diri-diri mereka, janganlah kalian berputus asa dari rahmat Allah. Sesungguhnya Allah mengampuni semua dosa, sesungguhnya Dialah Zat Yang Maha Pengampun lagi Maha Penyayang. Maka kembalilah kepada Tuhanmu dan berserah dirilah kepada-Nya sebelum datangnya azab kemudian kalian tidak dapat lagi mendapatkan pertolongan.” (QS. Az Zumar: 53-54)
Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda yang artinya, “Seandainya kalian berbuat dosa sehingga tumpukan dosa itu setinggi langit kemudian kalian benar-benar bertaubat, niscaya Allah akan menerima taubat kalian.” (Shahih Ibnu Majah)
Maka di manakah orang-orang yang bertaubat dan menyesali dosanya? Di manakah orang-orang yang kembali taat dan merasa takut siksa? Di manakah orang-orang yang ruku’ dan sujud?
Berbagai Keutamaan Taubat
Pada hakikatnya taubat itulah isi ajaran Islam dan fase-fase persinggahan iman. Setiap insan selalu membutuhkannya dalam menjalani setiap tahapan kehidupan. Maka orang yang benar-benar berbahagia ialah yang menjadikan taubat sebagai sahabat dekat dalam perjalanannya menuju Allah dan negeri akhirat. Sedangkan orang yang binasa adalah yang menelantarkan dan mencampakkan taubat di belakang punggungnya. Beberapa di antara keutamaan taubat ialah:
Pertama: Taubat adalah sebab untuk meraih kecintaan Allah ‘azza wa jalla.
Allah ta’ala berfirman,
إِنَّ اللّهَ يُحِبُّ التَّوَّابِينَ وَيُحِبُّ الْمُتَطَهِّرِينَ
“Sesungguhnya Allah mencintai orang-orang yang bertaubat dan mencintai orang-orang yang suka membersihkan diri.” (QS. Al Baqarah: 222)
Kedua: Taubat merupakan sebab keberuntungan.
Allah ta’ala berfirman
وَتُوبُوا إِلَى اللَّهِ جَمِيعاً أَيُّهَا الْمُؤْمِنُونَ لَعَلَّكُمْ تُفْلِحُونَ
“Dan bertaubatlah kepada Allah wahai semua orang yang beriman, supaya kalian beruntung.” (QS. An Nuur: 31)
Ketiga: Taubat menjadi sebab diterimanya amal-amal hamba dan turunnya ampunan atas kesalahan-kesalahannya.
Allah ta’ala berfirman
وَهُوَ الَّذِي يَقْبَلُ التَّوْبَةَ عَنْ عِبَادِهِ وَيَعْفُو عَنِ السَّيِّئَاتِ
“Dialah Allah yang menerima taubat dari hamba-hambaNya dan Maha mengampuni berbagai kesalahan.” (QS. Asy Syuura: 25)
Allah ta’ala juga berfirman
وَمَن تَابَ وَعَمِلَ صَالِحاً فَإِنَّهُ يَتُوبُ إِلَى اللَّهِ مَتَاباً
“Dan barang siapa yang bertaubat dan beramal saleh maka sesungguhnya Allah akan menerima taubatnya.” (QS. Al Furqaan: 71) artinya taubatnya diterima
Keempat: Taubat merupakan sebab masuk surga dan keselamatan dari siksa neraka.
Allah ta’ala berfirman,
فَخَلَفَ مِن بَعْدِهِمْ خَلْفٌ أَضَاعُوا الصَّلَاةَ وَاتَّبَعُوا الشَّهَوَاتِ فَسَوْفَ يَلْقَوْنَ غَيّاً إِلَّا مَن تَابَ وَآمَنَ وَعَمِلَ صَالِحاً فَأُوْلَئِكَ يَدْخُلُونَ الْجَنَّةَ وَلَا يُظْلَمُونَ شَيْئاً
“Maka sesudah mereka (nabi-nabi) datanglah suatu generasi yang menyia-nyiakan shalat dan memperturutkan hawa nafsu, niscaya mereka itu akan dilemparkan ke dalam kebinasaan. Kecuali orang-orang yang bertaubat di antara mereka, dan beriman serta beramal saleh maka mereka itulah orang-orang yang akan masuk ke dalam surga dan mereka tidaklah dianiaya barang sedikit pun.” (QS. Maryam: 59, 60)
Kelima: Taubat adalah sebab mendapatkan ampunan dan rahmat.
Allah ta’ala berfirman,
وَالَّذِينَ عَمِلُواْ السَّيِّئَاتِ ثُمَّ تَابُواْ مِن بَعْدِهَا وَآمَنُواْ إِنَّ رَبَّكَ مِن بَعْدِهَا لَغَفُورٌ رَّحِيمٌ
“Dan orang-orang yang mengerjakan dosa-dosa kemudian bertaubat sesudahnya dan beriman maka sesungguhnya Tuhanmu benar-benar Maha Pengampun dan Penyayang.” (QS. Al A’raaf: 153)
Keenam: Taubat merupakan sebab berbagai kejelekan diganti dengan berbagai kebaikan.
Allah ta’ala berfirman,
وَمَن يَفْعَلْ ذَلِكَ يَلْقَ أَثَاماً يُضَاعَفْ لَهُ الْعَذَابُ يَوْمَ الْقِيَامَةِ وَيَخْلُدْ فِيهِ مُهَاناً إِلَّا مَن تَابَ وَآمَنَ وَعَمِلَ عَمَلاً صَالِحاً فَأُوْلَئِكَ يُبَدِّلُ اللَّهُ سَيِّئَاتِهِمْ حَسَنَاتٍ وَكَانَ اللَّهُ غَفُوراً رَّحِيماً
“Dan barang siapa yang melakukan dosa-dosa itu niscaya dia akan menemui pembalasannya. Akan dilipatgandakan siksa mereka pada hari kiamat dan mereka akan kekal di dalamnya dalam keadaan terhina. Kecuali orang-orang yang bertaubat dan beriman serta beramal saleh maka mereka itulah orang-orang yang digantikan oleh Allah keburukan-keburukan mereka menjadi berbagai kebaikan. Dan Allah maha pengampun lagi maha penyayang.” (QS. Al Furqaan: 68-70)
Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda, “Seorang yang bertaubat dari suatu dosa sebagaimana orang yang tidak berdosa.” (HR. Ibnu Majah, dishahihkan oleh Al Albani)
Ketujuh: Taubat menjadi sebab untuk meraih segala macam kebaikan.
Allah ta’ala berfirman,
فَإِن تُبْتُمْ فَهُوَ خَيْرٌ لَّكُمْ
“Apabila kalian bertaubat maka sesungguhnya hal itu baik bagi kalian.” (QS. At Taubah: 3)
Allah ta’ala juga berfirman,
فَإِن يَتُوبُواْ يَكُ خَيْراً لَّهُمْ
“Maka apabila mereka bertaubat niscaya itu menjadi kebaikan bagi mereka.” (QS. At Taubah: 74)
Kedelapan: Taubat adalah sebab untuk menggapai keimanan dan pahala yang besar.
Allah ta’ala berfirman,
إِلاَّ الَّذِينَ تَابُواْ وَأَصْلَحُواْ وَاعْتَصَمُواْ بِاللّهِ وَأَخْلَصُواْ دِينَهُمْ لِلّهِ فَأُوْلَـئِكَ مَعَ الْمُؤْمِنِينَ وَسَوْفَ يُؤْتِ اللّهُ الْمُؤْمِنِينَ أَجْراً عَظِيماً
“Kecuali orang-orang yang bertaubat, memperbaiki diri dan berpegang teguh dengan agama Allah serta mengikhlaskan agama mereka untuk Allah mereka itulah yang akan bersama dengan kaum beriman dan Allah akan memberikan kepada kaum yang beriman pahala yang amat besar.” (QS. An Nisaa’: 146)
Kesembilan: Taubat merupakan sebab turunnya barakah dari atas langit serta bertambahnya kekuatan.
Allah ta’ala berfirman,
وَيَا قَوْمِ اسْتَغْفِرُواْ رَبَّكُمْ ثُمَّ تُوبُواْ إِلَيْهِ يُرْسِلِ السَّمَاء عَلَيْكُم مِّدْرَاراً وَيَزِدْكُمْ قُوَّةً إِلَى قُوَّتِكُمْ وَلاَ تَتَوَلَّوْاْ مُجْرِمِينَ
“Wahai kaumku, minta ampunlah kepada Tuhan kalian kemudian bertaubatlah kepada-Nya niscaya akan dikirimkan kepada kalian awan dengan membawa air hujan yang lebat dan akan diberikan kekuatan tambahan kepada kalian, dan janganlah kalian berpaling menjadi orang yang berbuat dosa.” (QS. Huud: 52)
Kesepuluh: Keutamaan taubat yang lain adalah menjadi sebab malaikat mendoakan orang-orang yang bertaubat.
Hal ini sebagaimana difirmankan Allah ta’ala,
الَّذِينَ يَحْمِلُونَ الْعَرْشَ وَمَنْ حَوْلَهُ يُسَبِّحُونَ بِحَمْدِ رَبِّهِمْ وَيُؤْمِنُونَ بِهِ وَيَسْتَغْفِرُونَ لِلَّذِينَ آمَنُوا رَبَّنَا وَسِعْتَ كُلَّ شَيْءٍ رَّحْمَةً وَعِلْماً فَاغْفِرْ لِلَّذِينَ تَابُوا وَاتَّبَعُوا سَبِيلَكَ وَقِهِمْ عَذَابَ الْجَحِيمِ
“Para malaikat yang membawa ‘Arsy dan malaikat lain di sekelilingnya senantiasa bertasbih dengan memuji Tuhan mereka, mereka beriman kepada-Nya dan memintakan ampunan bagi orang-orang yang beriman. Ya Rabb kami, rahmat dan ilmu-Mu maha luas meliputi segala sesuatu, ampunilah orang-orang yang bertaubat dan mengikuti jalan-Mu serta peliharalah mereka dari siksa neraka.” (QS. Ghafir: 7)
Kesebelas: Keutamaan taubat yang lain adalah ia termasuk ketaatan kepada kehendak Allah ‘azza wa jalla.
Hal ini sebagaimana difirmankan Allah ta’ala,
وَاللّهُ يُرِيدُ أَن يَتُوبَ عَلَيْكُمْ وَيُرِيدُ الَّذِينَ يَتَّبِعُونَ الشَّهَوَاتِ أَن تَمِيلُواْ مَيْلاً عَظِيماً
“Dan Allah menghendaki untuk menerima taubat kalian.” (QS. An Nisaa’: 27). Maka orang yang bertaubat berarti dia adalah orang yang telah melakukan perkara yang disenangi Allah dan diridhai-Nya.
Kedua belas: Keutamaan taubat yang lain adalah Allah bergembira dengan sebab hal itu.
Hal ini sebagaimana disabdakan oleh Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam yang artinya, “Sungguh Allah lebih bergembira dengan sebab taubat seorang hamba-Nya ketika ia mau bertaubat kepada-Nya daripada kegembiraan seseorang dari kalian yang menaiki hewan tunggangannya di padang luas lalu hewan itu terlepas dan membawa pergi bekal makanan dan minumannya sehingga ia pun berputus asa lalu mendatangi sebatang pohon dan bersandar di bawah naungannya dalam keadaan berputus asa akibat kehilangan hewan tersebut, dalam keadaan seperti itu tiba-tiba hewan itu sudah kembali berada di sisinya maka diambilnya tali kekangnya kemudian mengucapkan karena saking gembiranya, ‘Ya Allah, Engkaulah hambaku dan akulah tuhanmu’, dia salah berucap karena terlalu gembira.” (HR. Muslim)
Ketiga belas: Taubat juga menjadi sebab hati menjadi bersinar dan bercahaya.
Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda yang artinya: Sesungguhnya seorang hamba apabila berbuat dosa maka di dalam hatinya ditorehkan sebuah titik hitam. Apabila dia meninggalkannya dan beristighfar serta bertaubat maka kembali bersih hatinya. Dan jika dia mengulanginya maka titik hitam itu akan ditambahkan padanya sampai menjadi pekat, itulah raan yang disebutkan Allah ta’ala,
كَلَّا بَلْ رَانَ عَلَى قُلُوبِهِم مَّا كَانُوا يَكْسِبُونَ
“Sekali-kali tidak akan tetapi itulah raan yang menyelimuti hati mereka akibat apa yang telah mereka kerjakan.” (QS. Al Muthaffifin: 14) (HR. Ahmad, Tirmidzi, Ibnu Majah dan dihasankan Al Albani)
Oleh karena itu, saudaraku yang kucintai…
Sudah sepantasnya setiap orang yang berakal untuk bersegera menggapai keutamaan dan memetik buah memikat yang dihasilkan oleh ketulusan taubat itu…, Saudaraku:
Tunaikanlah taubat yang diharapkan Ilahi
demi kepentinganmu sendiri
Sebelum datangnya kematian dan lisan terkunci
Segera lakukan taubat dan tundukkanlah jiwa
Inilah harta simpanan bagi hamba yang kembali taat dan baik amalnya
Tingkatan Jihad Melawan Syaitan
Ibnul Qayyim rahimahullah mengatakan: Jihad melawan syaitan itu ada dua tingkatan.
Pertama, berjihad melawannya dengan cara menolak segala syubhat dan keragu-raguan yang menodai keimanan yang dilontarkannya kepada hamba.
Kedua, berjihad melawannya dengan cara menolak segala keinginan yang merusak dan rayuan syahwat yang dilontarkan syaitan kepadanya.
Maka tingkatan jihad yang pertama akan membuahkan keyakinan sesudahnya. Sedangkan jihad yang kedua akan membuahkan kesabaran.
Allah ta’ala berfirman,
وَجَعَلْنَا مِنْهُمْ أَئِمَّةً يَهْدُونَ بِأَمْرِنَا لَمَّا صَبَرُوا وَكَانُوا بِآيَاتِنَا يُوقِنُونَ
“Maka Kami jadikan di antara mereka para pemimpin yang memberi petunjuk dengan perintah Kami karena mereka bisa bersabar dan senantiasa meyakini ayat-ayat Kami.” (QS. As Sajdah: 24)
Allah mengabarkan bahwasanya kepemimpinan dalam agama hanya bisa diperoleh dengan bekal kesabaran dan keyakinan. Kesabaran akan menolak rayuan syahwat dan keinginan-keinginan yang merusak, sedangkan dengan keyakinan berbagai syubhat dan keragu-raguan akan tersingkirkan.
Washallallahu ‘ala Nabiyyina Muhammadin wa ‘ala aalihi wa shahbihi wa sallam. Wal hamdu lillaahi Rabbil ‘aalamiin.
(disadur dari Ya Ayyuhal Muqashshir mata tatuubu, Qismul ‘Ilmi Darul Wathan dan tambahan dari sumber lain)
Syarat-syarat taubat meliputi: beragama Islam, berniat ikhlas, mengakui dosa, menyesali dosa, meninggalkan perbuatan dosa, bertekad untuk tidak mengulanginya, mengembalikan hak orang yang dizalimi, bertaubat sebelum nyawa berada di tenggorokan atau matahari terbit dari arah barat. Taubat adalah kewajiban seluruh kaum beriman, bukan kewajiban orang yang baru saja berbuat dosa. Karena Allah berfirman,
وَتُوبُوا إِلَى اللَّهِ جَمِيعاً أَيُّهَا الْمُؤْمِنُونَ لَعَلَّكُمْ تُفْلِحُونَ
“Dan bertaubatlah kalian semua wahai orang-orang yang beriman supaya kalian beruntung.” (QS. An Nuur: 31) (lihat Syarh Ushul min Ilmil Ushul Syaikh Al ‘Utsaimin rahimahullah, tentang pembahasan isi khutbatul hajah).
Allah Maha Pengampun, Maha Penerima Taubat dan Maha Penyayang
Allah menyifati diri-Nya di dalam Al Quran bahwa Dia Maha pengampun lagi Maha Penyayang hampir mendekati 100 kali. Allah berjanji mengaruniakan nikmat taubat kepada hamba-hambaNya di dalam sekian banyak ayat yang mulia. Allah ta’ala berfirman,
وَاللّهُ يُرِيدُ أَن يَتُوبَ عَلَيْكُمْ وَيُرِيدُ الَّذِينَ يَتَّبِعُونَ الشَّهَوَاتِ أَن تَمِيلُواْ مَيْلاً عَظِيماً
“Allah menginginkan untuk menerima taubat kalian, sedangkan orang-orang yang memperturutkan hawa nafsunya ingin agar kalian menyimpang dengan sejauh-jauhnya.” (QS. An Nisaa’: 27)
Allah ta’ala juga berfirman,
وَلَوْلَا فَضْلُ اللَّهِ عَلَيْكُمْ وَرَحْمَتُهُ وَأَنَّ اللَّهَ تَوَّابٌ حَكِيمٌ
“Dan seandainya bukan karena keutamaan dari Allah kepada kalian dan kasih sayang-Nya (niscaya kalian akan binasa). Dan sesungguhnya Allah Maha penerima taubat lagi Maha bijaksana.” (QS. An Nuur: 10)
Allah ta’ala berfirman,
إِنَّ رَبَّكَ وَاسِعُ الْمَغْفِرَةِ
“Sesungguhnya Tuhanmu sangat luas ampunannya.” (QS. An Najm: 32)
Allah ta’ala berfirman,
وَرَحْمَتِي وَسِعَتْ كُلَّ شَيْءٍ
“Rahmat-Ku amat luas meliputi segala sesuatu.” (QS. Al A’raaf: 156)
Oleh Karenanya, Saudaraku yang Tercinta…
Pintu taubat ada di hadapanmu terbuka lebar, ia menanti kedatanganmu… Jalan orang-orang yang bertaubat telah dihamparkan. Ia merindukan pijakan kakimu… Maka ketuklah pintunya dan tempuhlah jalannya. Mintalah taufik dan pertolongan kepada Tuhanmu… Bersungguh-sungguhlah dalam menaklukkan dirimu, paksalah ia untuk tunduk dan taat kepada Tuhannya. Dan apabila engkau telah benar-benar bertaubat kepada Tuhanmu kemudian sesudah itu engkau terjatuh lagi di dalam maksiat, sehingga memupus taubatmu yang terdahulu, janganlah malu untuk memperbaharui taubatmu untuk kesekian kalinya. Selama maksiat itu masih berulang padamu maka teruslah bertaubat.
Allah ta’ala berfirman,
فَإِنَّهُ كَانَ لِلأَوَّابِينَ غَفُوراً
“Karena sesungguhnya Dia Maha mengampuni kesalahan hamba-hamba yang benar-benar bertaubat kepada-Nya.” (QS. Al Israa’: 25)
Allah ta’ala juga berfirman,
قُلْ يَا عِبَادِيَ الَّذِينَ أَسْرَفُوا عَلَى أَنفُسِهِمْ لَا تَقْنَطُوا مِن رَّحْمَةِ اللَّهِ إِنَّ اللَّهَ يَغْفِرُ الذُّنُوبَ جَمِيعاً إِنَّهُ هُوَ الْغَفُورُ الرَّحِيمُ وَأَنِيبُوا إِلَى رَبِّكُمْ وَأَسْلِمُوا لَهُ مِن قَبْلِ أَن يَأْتِيَكُمُ الْعَذَابُ ثُمَّ لَا تُنصَرُونَ
“Katakanlah kepada hamba-hambaKu yang melampaui batas terhadap diri-diri mereka, janganlah kalian berputus asa dari rahmat Allah. Sesungguhnya Allah mengampuni semua dosa, sesungguhnya Dialah Zat Yang Maha Pengampun lagi Maha Penyayang. Maka kembalilah kepada Tuhanmu dan berserah dirilah kepada-Nya sebelum datangnya azab kemudian kalian tidak dapat lagi mendapatkan pertolongan.” (QS. Az Zumar: 53-54)
Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda yang artinya, “Seandainya kalian berbuat dosa sehingga tumpukan dosa itu setinggi langit kemudian kalian benar-benar bertaubat, niscaya Allah akan menerima taubat kalian.” (Shahih Ibnu Majah)
Maka di manakah orang-orang yang bertaubat dan menyesali dosanya? Di manakah orang-orang yang kembali taat dan merasa takut siksa? Di manakah orang-orang yang ruku’ dan sujud?
Berbagai Keutamaan Taubat
Pada hakikatnya taubat itulah isi ajaran Islam dan fase-fase persinggahan iman. Setiap insan selalu membutuhkannya dalam menjalani setiap tahapan kehidupan. Maka orang yang benar-benar berbahagia ialah yang menjadikan taubat sebagai sahabat dekat dalam perjalanannya menuju Allah dan negeri akhirat. Sedangkan orang yang binasa adalah yang menelantarkan dan mencampakkan taubat di belakang punggungnya. Beberapa di antara keutamaan taubat ialah:
Pertama: Taubat adalah sebab untuk meraih kecintaan Allah ‘azza wa jalla.
Allah ta’ala berfirman,
إِنَّ اللّهَ يُحِبُّ التَّوَّابِينَ وَيُحِبُّ الْمُتَطَهِّرِينَ
“Sesungguhnya Allah mencintai orang-orang yang bertaubat dan mencintai orang-orang yang suka membersihkan diri.” (QS. Al Baqarah: 222)
Kedua: Taubat merupakan sebab keberuntungan.
Allah ta’ala berfirman
وَتُوبُوا إِلَى اللَّهِ جَمِيعاً أَيُّهَا الْمُؤْمِنُونَ لَعَلَّكُمْ تُفْلِحُونَ
“Dan bertaubatlah kepada Allah wahai semua orang yang beriman, supaya kalian beruntung.” (QS. An Nuur: 31)
Ketiga: Taubat menjadi sebab diterimanya amal-amal hamba dan turunnya ampunan atas kesalahan-kesalahannya.
Allah ta’ala berfirman
وَهُوَ الَّذِي يَقْبَلُ التَّوْبَةَ عَنْ عِبَادِهِ وَيَعْفُو عَنِ السَّيِّئَاتِ
“Dialah Allah yang menerima taubat dari hamba-hambaNya dan Maha mengampuni berbagai kesalahan.” (QS. Asy Syuura: 25)
Allah ta’ala juga berfirman
وَمَن تَابَ وَعَمِلَ صَالِحاً فَإِنَّهُ يَتُوبُ إِلَى اللَّهِ مَتَاباً
“Dan barang siapa yang bertaubat dan beramal saleh maka sesungguhnya Allah akan menerima taubatnya.” (QS. Al Furqaan: 71) artinya taubatnya diterima
Keempat: Taubat merupakan sebab masuk surga dan keselamatan dari siksa neraka.
Allah ta’ala berfirman,
فَخَلَفَ مِن بَعْدِهِمْ خَلْفٌ أَضَاعُوا الصَّلَاةَ وَاتَّبَعُوا الشَّهَوَاتِ فَسَوْفَ يَلْقَوْنَ غَيّاً إِلَّا مَن تَابَ وَآمَنَ وَعَمِلَ صَالِحاً فَأُوْلَئِكَ يَدْخُلُونَ الْجَنَّةَ وَلَا يُظْلَمُونَ شَيْئاً
“Maka sesudah mereka (nabi-nabi) datanglah suatu generasi yang menyia-nyiakan shalat dan memperturutkan hawa nafsu, niscaya mereka itu akan dilemparkan ke dalam kebinasaan. Kecuali orang-orang yang bertaubat di antara mereka, dan beriman serta beramal saleh maka mereka itulah orang-orang yang akan masuk ke dalam surga dan mereka tidaklah dianiaya barang sedikit pun.” (QS. Maryam: 59, 60)
Kelima: Taubat adalah sebab mendapatkan ampunan dan rahmat.
Allah ta’ala berfirman,
وَالَّذِينَ عَمِلُواْ السَّيِّئَاتِ ثُمَّ تَابُواْ مِن بَعْدِهَا وَآمَنُواْ إِنَّ رَبَّكَ مِن بَعْدِهَا لَغَفُورٌ رَّحِيمٌ
“Dan orang-orang yang mengerjakan dosa-dosa kemudian bertaubat sesudahnya dan beriman maka sesungguhnya Tuhanmu benar-benar Maha Pengampun dan Penyayang.” (QS. Al A’raaf: 153)
Keenam: Taubat merupakan sebab berbagai kejelekan diganti dengan berbagai kebaikan.
Allah ta’ala berfirman,
وَمَن يَفْعَلْ ذَلِكَ يَلْقَ أَثَاماً يُضَاعَفْ لَهُ الْعَذَابُ يَوْمَ الْقِيَامَةِ وَيَخْلُدْ فِيهِ مُهَاناً إِلَّا مَن تَابَ وَآمَنَ وَعَمِلَ عَمَلاً صَالِحاً فَأُوْلَئِكَ يُبَدِّلُ اللَّهُ سَيِّئَاتِهِمْ حَسَنَاتٍ وَكَانَ اللَّهُ غَفُوراً رَّحِيماً
“Dan barang siapa yang melakukan dosa-dosa itu niscaya dia akan menemui pembalasannya. Akan dilipatgandakan siksa mereka pada hari kiamat dan mereka akan kekal di dalamnya dalam keadaan terhina. Kecuali orang-orang yang bertaubat dan beriman serta beramal saleh maka mereka itulah orang-orang yang digantikan oleh Allah keburukan-keburukan mereka menjadi berbagai kebaikan. Dan Allah maha pengampun lagi maha penyayang.” (QS. Al Furqaan: 68-70)
Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda, “Seorang yang bertaubat dari suatu dosa sebagaimana orang yang tidak berdosa.” (HR. Ibnu Majah, dishahihkan oleh Al Albani)
Ketujuh: Taubat menjadi sebab untuk meraih segala macam kebaikan.
Allah ta’ala berfirman,
فَإِن تُبْتُمْ فَهُوَ خَيْرٌ لَّكُمْ
“Apabila kalian bertaubat maka sesungguhnya hal itu baik bagi kalian.” (QS. At Taubah: 3)
Allah ta’ala juga berfirman,
فَإِن يَتُوبُواْ يَكُ خَيْراً لَّهُمْ
“Maka apabila mereka bertaubat niscaya itu menjadi kebaikan bagi mereka.” (QS. At Taubah: 74)
Kedelapan: Taubat adalah sebab untuk menggapai keimanan dan pahala yang besar.
Allah ta’ala berfirman,
إِلاَّ الَّذِينَ تَابُواْ وَأَصْلَحُواْ وَاعْتَصَمُواْ بِاللّهِ وَأَخْلَصُواْ دِينَهُمْ لِلّهِ فَأُوْلَـئِكَ مَعَ الْمُؤْمِنِينَ وَسَوْفَ يُؤْتِ اللّهُ الْمُؤْمِنِينَ أَجْراً عَظِيماً
“Kecuali orang-orang yang bertaubat, memperbaiki diri dan berpegang teguh dengan agama Allah serta mengikhlaskan agama mereka untuk Allah mereka itulah yang akan bersama dengan kaum beriman dan Allah akan memberikan kepada kaum yang beriman pahala yang amat besar.” (QS. An Nisaa’: 146)
Kesembilan: Taubat merupakan sebab turunnya barakah dari atas langit serta bertambahnya kekuatan.
Allah ta’ala berfirman,
وَيَا قَوْمِ اسْتَغْفِرُواْ رَبَّكُمْ ثُمَّ تُوبُواْ إِلَيْهِ يُرْسِلِ السَّمَاء عَلَيْكُم مِّدْرَاراً وَيَزِدْكُمْ قُوَّةً إِلَى قُوَّتِكُمْ وَلاَ تَتَوَلَّوْاْ مُجْرِمِينَ
“Wahai kaumku, minta ampunlah kepada Tuhan kalian kemudian bertaubatlah kepada-Nya niscaya akan dikirimkan kepada kalian awan dengan membawa air hujan yang lebat dan akan diberikan kekuatan tambahan kepada kalian, dan janganlah kalian berpaling menjadi orang yang berbuat dosa.” (QS. Huud: 52)
Kesepuluh: Keutamaan taubat yang lain adalah menjadi sebab malaikat mendoakan orang-orang yang bertaubat.
Hal ini sebagaimana difirmankan Allah ta’ala,
الَّذِينَ يَحْمِلُونَ الْعَرْشَ وَمَنْ حَوْلَهُ يُسَبِّحُونَ بِحَمْدِ رَبِّهِمْ وَيُؤْمِنُونَ بِهِ وَيَسْتَغْفِرُونَ لِلَّذِينَ آمَنُوا رَبَّنَا وَسِعْتَ كُلَّ شَيْءٍ رَّحْمَةً وَعِلْماً فَاغْفِرْ لِلَّذِينَ تَابُوا وَاتَّبَعُوا سَبِيلَكَ وَقِهِمْ عَذَابَ الْجَحِيمِ
“Para malaikat yang membawa ‘Arsy dan malaikat lain di sekelilingnya senantiasa bertasbih dengan memuji Tuhan mereka, mereka beriman kepada-Nya dan memintakan ampunan bagi orang-orang yang beriman. Ya Rabb kami, rahmat dan ilmu-Mu maha luas meliputi segala sesuatu, ampunilah orang-orang yang bertaubat dan mengikuti jalan-Mu serta peliharalah mereka dari siksa neraka.” (QS. Ghafir: 7)
Kesebelas: Keutamaan taubat yang lain adalah ia termasuk ketaatan kepada kehendak Allah ‘azza wa jalla.
Hal ini sebagaimana difirmankan Allah ta’ala,
وَاللّهُ يُرِيدُ أَن يَتُوبَ عَلَيْكُمْ وَيُرِيدُ الَّذِينَ يَتَّبِعُونَ الشَّهَوَاتِ أَن تَمِيلُواْ مَيْلاً عَظِيماً
“Dan Allah menghendaki untuk menerima taubat kalian.” (QS. An Nisaa’: 27). Maka orang yang bertaubat berarti dia adalah orang yang telah melakukan perkara yang disenangi Allah dan diridhai-Nya.
Kedua belas: Keutamaan taubat yang lain adalah Allah bergembira dengan sebab hal itu.
Hal ini sebagaimana disabdakan oleh Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam yang artinya, “Sungguh Allah lebih bergembira dengan sebab taubat seorang hamba-Nya ketika ia mau bertaubat kepada-Nya daripada kegembiraan seseorang dari kalian yang menaiki hewan tunggangannya di padang luas lalu hewan itu terlepas dan membawa pergi bekal makanan dan minumannya sehingga ia pun berputus asa lalu mendatangi sebatang pohon dan bersandar di bawah naungannya dalam keadaan berputus asa akibat kehilangan hewan tersebut, dalam keadaan seperti itu tiba-tiba hewan itu sudah kembali berada di sisinya maka diambilnya tali kekangnya kemudian mengucapkan karena saking gembiranya, ‘Ya Allah, Engkaulah hambaku dan akulah tuhanmu’, dia salah berucap karena terlalu gembira.” (HR. Muslim)
Ketiga belas: Taubat juga menjadi sebab hati menjadi bersinar dan bercahaya.
Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda yang artinya: Sesungguhnya seorang hamba apabila berbuat dosa maka di dalam hatinya ditorehkan sebuah titik hitam. Apabila dia meninggalkannya dan beristighfar serta bertaubat maka kembali bersih hatinya. Dan jika dia mengulanginya maka titik hitam itu akan ditambahkan padanya sampai menjadi pekat, itulah raan yang disebutkan Allah ta’ala,
كَلَّا بَلْ رَانَ عَلَى قُلُوبِهِم مَّا كَانُوا يَكْسِبُونَ
“Sekali-kali tidak akan tetapi itulah raan yang menyelimuti hati mereka akibat apa yang telah mereka kerjakan.” (QS. Al Muthaffifin: 14) (HR. Ahmad, Tirmidzi, Ibnu Majah dan dihasankan Al Albani)
Oleh karena itu, saudaraku yang kucintai…
Sudah sepantasnya setiap orang yang berakal untuk bersegera menggapai keutamaan dan memetik buah memikat yang dihasilkan oleh ketulusan taubat itu…, Saudaraku:
Tunaikanlah taubat yang diharapkan Ilahi
demi kepentinganmu sendiri
Sebelum datangnya kematian dan lisan terkunci
Segera lakukan taubat dan tundukkanlah jiwa
Inilah harta simpanan bagi hamba yang kembali taat dan baik amalnya
Tingkatan Jihad Melawan Syaitan
Ibnul Qayyim rahimahullah mengatakan: Jihad melawan syaitan itu ada dua tingkatan.
Pertama, berjihad melawannya dengan cara menolak segala syubhat dan keragu-raguan yang menodai keimanan yang dilontarkannya kepada hamba.
Kedua, berjihad melawannya dengan cara menolak segala keinginan yang merusak dan rayuan syahwat yang dilontarkan syaitan kepadanya.
Maka tingkatan jihad yang pertama akan membuahkan keyakinan sesudahnya. Sedangkan jihad yang kedua akan membuahkan kesabaran.
Allah ta’ala berfirman,
وَجَعَلْنَا مِنْهُمْ أَئِمَّةً يَهْدُونَ بِأَمْرِنَا لَمَّا صَبَرُوا وَكَانُوا بِآيَاتِنَا يُوقِنُونَ
“Maka Kami jadikan di antara mereka para pemimpin yang memberi petunjuk dengan perintah Kami karena mereka bisa bersabar dan senantiasa meyakini ayat-ayat Kami.” (QS. As Sajdah: 24)
Allah mengabarkan bahwasanya kepemimpinan dalam agama hanya bisa diperoleh dengan bekal kesabaran dan keyakinan. Kesabaran akan menolak rayuan syahwat dan keinginan-keinginan yang merusak, sedangkan dengan keyakinan berbagai syubhat dan keragu-raguan akan tersingkirkan.
Washallallahu ‘ala Nabiyyina Muhammadin wa ‘ala aalihi wa shahbihi wa sallam. Wal hamdu lillaahi Rabbil ‘aalamiin.
(disadur dari Ya Ayyuhal Muqashshir mata tatuubu, Qismul ‘Ilmi Darul Wathan dan tambahan dari sumber lain)
Minggu, 06 Maret 2016
Mempersiapkan masa depan
Dalam Al-Qur'an, Allah
S.W.T. berfirman:
“Mereka yang berjuang di jalan
Kami, maka Kami akan menuntun mereka kepada jalan Kami."
(Q.S. Al-Ankabuut:69)
Jalan menuju Allah S.W.T.
hanya ada satu, tapi seperti layaknya jalan tol, dia mempunyai beberapa jalur.
Allah menciptakan manusia berbeda-beda dan Allah menciptakan sebuah jalan tol
yang besar bagi manusia yang menuntun mereka menuju surga. Karena setiap orang berbeda-berbeda, maka Allah menyediakan
banyak jalur bagi mereka.
Jadi memang benar bahwa
jalan kepada Allah hanya ada satu tapi terbagi dalam beberapa jalur. Dan kau
perlu mencari jalur yang paling cocok untukmu. Bakat apa yang diberikan Allah kepadamu sehingga kau dapat memberikan kontribusi terbaik
kepada Allah S.W.T.
Kita memilih karir yang paling sesuai dengan keahlian kita. Tapi mengapa dalam agama Allah S.W.T. kita tidak serius menanggapinya?
Temanku
mendapatkan pekerjaan yang jaraknya sekitar 300 km dari
Toronto, dan dia memutuskan untuk pindah kesana. Dalam beberapa minggu
terakhir, dia mempelajari kotanya dari setiap sudut. Dia tahu jumlah
penduduknya, dia tahu berapa biaya beli/sewa rumah, dia belajar pasar-pasar yang ada disana,
sekolah yang ada disana, jumlah penduduk muslimnya. Dia tahu tentang tempat itu sampai-sampai dia sendiri pergi ke tempat
itu beberapa kali.
Pertanyaannya, kenapa dia
melakukan itu? Jawabannya adalah karena orang ini menanggapi kepergiannya
dengan serius.
Dan kita tahu bahwa kita
akan segera pergi ke alam akhirat, tapi apakah kita menanggapi kepergian ini
dengan serius? Apakah kau telah merencanakan apa posisimu di dalam surga? Dalam surga tingkat mana kau berada? Siapa saja teman-teman
yang kau inginkan di surga? Jika kau tidak
menanggapi kepergianmu dengan serius, maka kau tidak akan pernah siap untuknya.
Dan itulah yang Allah firmankan dalam surat Al-Hasyr.
Allah S.W.T. berfirman:
“Hai orang-orang yang beriman,
bertakwalah kepada Allah, dan biarkan setiap jiwa
berencana untuk esok hari.”
Apa maksud Allah tentang
“hari esok” ini? Apakah Allah membicarakan tentang “hari esok” ketika kau
mendapatkan pekerjaan? Apakah Allah membicarakan tentang “hari esok” ketika kau
menikah? Apakah Allah membicarakan “hari esok” ketika kau pindah ke negara lain
atau kota lain? Apakah Allah membicarakan “hari esok” ketika kau pindah ke
rumah yang baru? Allah S.W.T. membicarakan tentang kehidupan
akhirat karena itulah “hari esok yang sebenarnya.”
Aku kenal dengan seorang
pria yang bekerja begitu keras untuk pergi dari kontrakannya dan ingin punya
rumah sendiri. Dan pria ini tidak suka dengan hipotik, dia tidak ingin terlibat
dengan riba. Tapi karena tekanan dari istri, keluarga, dan kerabatnya,
akhirnya dia menyerah dan memutuskan untuk mengambil hipotik. Jadi dia
membangun sebuah rumah tapi dia mengambil pinjaman dari bank (riba). Ketika
rumah itu sudah jadi, pada hari mereka seharusnya menempati rumah itu, pria itu
meninggal dunia. Dia belum sempat menempati rumah itu, tapi dia malah menempati
rumah yang lain, dia sampai ke “hari esok yang sebenarnya.” Dia punya rencana, tetapi Allah punya
rencana yang lain untuknya.
Jadi kita harus memastikan hal ini tidak terjadi kepada kita, rencana kita harus sesuai dengan
rencana Allah S.W.T. karena itulah pokok ajaran Islam. Allah telah menetapkan
keinginan-Nya dan Dia telah memberikanmu pilihan. Jika kau berusaha agar
keinginanmu sesuai dengan yang Allah inginkan, maka kau akan sukses. Tapi jika
kau punya rencana lain yang bertentangan
dengan ketetapan Allah S.W.T., maka kau akan menanggung akibatnya.
Berapa lama kau berharap
untuk hidup di dunia ini? Jika kau hidup di atas 70 tahun, maka kau
menghabiskan sebagian besar waktumu di rumah sakit mengejar perawatan medis,
jadi merupakan penderitaan bagimu.
Jadi berapa lama kau akan
hidup? Cobalah
tanya orang berumur 60 tahun dan mereka akan memberitahumu “60 tahun hidupku terasa begitu singkat.”
Tahun-tahun berlalu secepat kedipan mata. Aku sendiri merasa baru kemarin aku
berumur 20 tahun. Ini adalah sebuah khayalan belaka, semakin tua dirimu maka
semakin sedikit waktumu. Ketika kau melewati 20 tahun, hidup terasa seperti menaiki
roller coaster.
Banyak orang dan sayangnya
sebagian orang yang mengajarkan para umat muslim, bisa saja mereka adalah imam,
mereka bisa saja ulama aliran tertentu, ketika
mereka berceramah kepada orang-orang tentang Islam, mereka berkata “Kehidupan akhirat jauh lebih baik dari dunia
ini. Kenapa menghabiskan waktumu dalam mengejar pendidikan, mendapatkan
kedudukan, mendapatkan pekerjaan? Pikirkan saja tentang akhirat.” Apakah
kau pernah mendengar ceramah seperti itu?
Tapi ini bukanlah ajaran
Nabi Muhammad S.A.W. yang sebenarnya. Ya, kau memang harus memikirkan tentang
akhirat, kau harus menggapai surga, tapi bagaimana mungkin kau dapat menuju surga
tanpa dunia ini? Segala hal di dunia ini termasuk kekayaan, pendidikan, dan sebagainya diberikan Allah S.W.T. kepadamu bukan untuk
menjauhkanmu dari akhirat. Allah tidak mau menyulitkanmu. Malah di dalam
Al-Qur’an, Allah berfirman:
“Allah hendak menerangkan
(hukum syari'at-Nya) kepadamu." (An-Nisaa':26)
Allah ingin mengajarkan
pelajaran berharga dari umat sebelumnya. Dan Allah ingin menerima taubatmu dan
kemudian dalam 2 ayat berikutnya, Allah S.W.T. berfirman:
“Allah hendak memberikan keringanan kepadamu,
dan manusia dijadikan bersifat lemah.”
(An-Nisaa':28)
Jadi
Allah ingin meringankan bebanmu, karena memang manusia
diciptakan sebagai makhluk yang lemah.
Jadi mengapa Allah S.W.T.
memberikan kita segala kesenangan ini, misalnya uang, kekayaan, kedudukan,
keluarga, dan pendidikan? Allah memberikan semua ini sehingga kita dapat
menggunakannya sebagai alat untuk mencapai surga. Hanya ketika kau
menggunakannya dalam jalan yang salah, maka mereka menjadi gangguan. Tapi jika
kau menggunakannya dalam jalan yang benar, maka inilah jalan terbaik untuk menuju akhirat.
Banyak orang yang berpikir
bahwa Islam adalah menjauhi kehidupan duniawi sejauh mungkin, menjalani hidup
pas-pasan, dengan begitu kau akan masuk surga. Tapi ini bukanlah pesan yang disampaikan oleh Nabi
Muhammad S.A.W. atau para sahabatnya.
Ali bin Abi Thalib R.A.
Dia berkata “Dunia ini adalah tanah yang
subur untuk menuju akhirat.” Jadi kau tidak dapat ke surga tanpa sumber
daya yang Allah tempatkan dalam hidup ini.
Dan inilah mengapa Amru
bin Ash R.A. ketika dia masuk Islam dan Rasulullah S.A.W. memberitahunya “Aku akan mengirimmu dalam sebuah ekspedisi
militer. Dari ekspedisi ini kau akan mendapatkan banyak
kekayaan dan Allah akan memberikanmu kemenangan.” Amru bin
Ash berkata “Ya Rasulullah, tujuanku
masuk Islam bukanlah untuk mendapatkan apapun di dunia ini, aku tidak mau
memiliki kekayaan.” Rasulullah S.A.W. menasihatinya “Orang saleh yang mempunyai kekayaan
adalah suatu rahmat yang besar.” Jadi Rasulullah
S.A.W. menyarankan Amru bin Ash untuk menggapai kekayaan itu, karena dia tahu bahwa Amru
adalah orang yang saleh dan dia akan menggunakannya untuk tujuan yang baik.
Umat muslim yang miskin suatu hari mengunjungi Rasulullah S.A.W. dan
mereka berkata “Ya Rasulullah, umat muslim yang kaya sudah memberikan sedekah yang banyak, mereka
membelanjakan uang mereka di jalan Allah S.W.T., tapi kami tidak punya banyak
uang seperti mereka. Jadi mereka akan lebih tinggi derajatnya di mata Allah.” Dan Rasulullah S.A.W.
mengajarkan mereka untuk berdzikir “Subhanallah,
Alhamdulillah, La ilaha ilallah, Allahuakbar” sebanyak 33 kali. Rasulullah
S.A.W. berkata “Jika kalian
melakukan itu, tak ada seorang pun yang dapat mengalahkan kalian.” Jadi
mereka melakukan hal itu, tapi setelah beberapa lama mereka kembali lagi kepada
Nabi Muhammad S.A.W. dan berkata “Umat muslim yang kaya juga berdzikir seperti itu. Mereka bersedekah dari harta mereka dan mereka melakukan dzikir
yang sama, sehingga mereka mendapatkan pahala yang lebih banyak daripada kami.” Rasulullah S.A.W. bersabda “Itulah
rahmat dari Allah S.W.T. yang diberikan kepada siapapun yang Dia mau.”
Ini berarti jika kau adalah seorang muslim yang kaya, punya berpendidikan, punya
kekuatan, punya
pengaruh, artinya kau punya kesempatan yang lebih
besar untuk masuk surga di tingkat yang lebih tinggi.
Inilah mengapa Rasulullah S.A.W. bersabda “Muslim
yang kuat lebih disukai Allah daripada muslim yang lemah.”
Jadi bagaimana caranya
kita bersiap-siap untuk akhirat? Kau bersiap-siap untuk akhirat dengan
memanfaatkan dunia ini sebagai jembatan ke surga. Itulah bagaimana Rasulullah S.A.W. dan para sahabat menjalani
kehidupan.
Dan Rasulullah S.A.W. pada
akhir hidupnya begitu kaya sampai-sampai setelah pertempuran Hunain, ketika
orang-orang baru masuk Islam setelah penaklukkan Mekkah, Rasulullah S.A.W.
biasanya memberikan salah satu dari mereka sebuah lembah yang dipenuhi unta.
Bayangkanlah, sebuah lembah yang dipenuhi unta bernilai jutaan dollar saat ini.
Jadi Rasulullah S.A.W. adalah orang yang kaya raya tapi dia
menggunakan uang dan kekayaannya untuk mendekatkan diri kepada Allah S.W.T. dan untuk memperkuat
Islam.
Bayangkan apa yang akan
terjadi jika semua muslim adalah orang-orang miskin atau tidak berpendidikan,
maka komunitas seperti apa yang akan kita punya?
Dan Rasulullah S.A.W.
bersabda “Tangan di atas lebih baik
daripada tangan di bawah.” Itu artinya ketika kau mempunyai kekayaan, mempunyai
otoritas, mempunyai kekuatan, maka kau berada dalam posisi yang lebih baik
dalam bersedekah di jalan Allah.
Jadi bagaimana kita
memanfaatkan kehidupan ini? Ketika kau pergi untuk belajar sesuatu atau bisnis,
kau biasanya merencanakan segala sesuatunya dengan baik, kau punya rencana yang
matang, kau mempelajarinya dengan baik. Kau mempelajari berapa banyak sumber
daya yang kau miliki, berapa banyak uang yang kau perlukan, bakat apa yang
telah ditanamkan Allah padamu?
Misalnya sebagian orang
punya kelebihan dalam seni, maka mereka belajar desain grafis. Sebagian orang punya kelebihan dalam
bidang bisnis, maka mereka belajar administrasi bisnis, dan sebagainya.
Jadi biasanya kita sudah
mempunyai rencana untuk masa depan kita, untuk hari esok. Namun rencana apa
yang kau miliki untuk akhirat? Apakah kau tahu aset apa saja yang telah diberikan Allah padamu jadi kau
dapat menggunakannya untuk lebih dekat kepada Allah S.W.T.? Itulah bagaimana
caranya bersiap-siap untuk akhirat.
Hubungan kita dengan Allah
S.W.T. adalah sebuah bisnis. Lihatlah surat Ash Shaff dimana Allah S.W.T.
berfirman "hal adullukum 'alaa
tijaaratin tunjiikum min 'adzaabin aliimin." “Maukah kalian kutuntun ke dalam sebuah perniagaan yang akan menyelamatkanmu
dari hukuman yang amat buruk? (yaitu) kalian beriman pada Allah dan kalian
berjuang untuk Allah S.W.T.” Jadi ini adalah sebuah transaksi bisnis. Bagaimana mungkin kau memulai bisnis tanpa mempunyai perencanaan yang matang?
Jadi kau harus tahu dengan pasti apa yang kau miliki dan apa yang telah
diberikan Allah kepadamu.
Hal lain yang dapat
membantu kita semua bersiap-siap untuk hari akhirat adalah dengan menciptakan batas waktumu.
Jika kau diberikan 1.000
dollar dan kau harus bertahan
hidup dengan uang itu selama seminggu. Apa yang akan kau
lakukan? Dalam seminggu kau akan menggunakan uang 1.000 dollar itu. Tapi jika
kau diberikan 1.000 dollar untuk bertahan selama 1 bulan penuh, tentunya
rencanamu akan berbeda. Kenapa begitu? Karena
batas waktunya.
Jadi ketika kau punya
sebuah proyek, biasanya batas waktumu punya pengaruh yang kuat tentang
bagaimana kau akan mengerjakan rencana itu.
Ketika orang-orang menemui
kesukaran hidup, ada orang-orang yang tetap sabar. Tapi juga ada orang-orang yang menjadi hancur
karenanya. Siapa orang-orang yang dapat bertahan? Biasanya adalah orang-orang
yang mempunyai batas waktu/perspektif waktu yang tepat. Allah S.W.T.
mengajarkan hal ini dalam Al-Qur’an:
“Dan sungguh akan Kami berikan cobaan
kepadamu, dengan sedikit ketakutan, kelaparan, kekurangan harta, jiwa dan
buah-buahan. Dan berikanlah berita gembira kepada orang-orang yang sabar.”
(Al-Baqarah:155)
Orang-orang yang sabar
akan selamat dari musibah. Orang-orang sabar adalah mereka yang menjaga sikap
dan perilaku mereka meskipun dalam waktu-waktu sulit.
Allah S.W.T. berfirman “alladziina idzaa ashaabat-hum mushiibatun
qaaluu innaa lillaahi wa-innaa ilayhi raaji'uuna.” (yaitu) orang-orang yang apabila ditimpa musibah, mereka mengucapkan:
"Sesungguhnya kami adalah milik Allah dan kami akan kembali kepada Allah.”
Apa artinya ini? Ini
artinya kita berasal dari Allah S.W.T. karena Dia-lah yang menciptakan kita dan
Allah memberikan batas waktu bagi kita. Ini artinya kehidupan kita tidak
dimulai dengan kelahiran dan diakhiri dengan kematian. Kehidupan kita lebih lama
daripada sekedar kehidupan duniawi. Jadi meskipun aku menemui kesulitan, aku tak akan
menyesalinya terus-menerus. Meskipun kesulitan menerpaku saat ini, tapi aku tidak khawatir karena aku mempunyai
masa depan yang cerah di sisi Allah S.W.T. Begitu banyak yang akan kunikmati dan manfaat yang
menungguku di depan. Dan inilah yang membuat orang-orang menjadi sabar dan selamat dari musibah
apapun, karena mereka mengharapkan
kesenangan di akhirat. Mereka punya mimpi, tidak seperti
orang-orang yang terkungkung dalam keadaan sulit dan hancur karena tekanan
hidup.
Jadi kematian sebenarnya
hanyalah permulaan. Kehidupan baru dimulai setelah kita mati. Itulah mengapa
Allah S.W.T. berfirman dalam surat Al-Ankabuut
“Dan sesungguhnya akhirat
itulah kehidupan yang sebenarnya” (Al-Ankabuut:64)
Di dunia ini kau tidak
punya kehidupan yang sebenarnya. Ini hanyalah sebuah ujian. Jadi misalnya kau bermimpi untuk menggapai sesuatu di dunia ini, sebenarnya kau tidak dapat menggapainya. Kau mungkin mencapai sebagian darinya, tapi mimpimu
seharusnya diarahkan untuk akhirat. Jika
kau melakukan hal itu, maka kau mulai menanggapi akhirat
dengan serius.
Aku ingin menceritakan
sebuah kisah nyata padamu. Ada seorang perempuan di Amerika
Serikat dan dia bukan seorang muslim. Dia memilih jurusan psikologi di kampusnya dan dia sangat cerdas. Dia mendapatkan nilai A
dalam semua bidang studi. Dan hanya 2 minggu sebelum kelulusannya, dia
mengalami kecelakaan mobil sehingga terjadi cedera di bagian kepalanya. Dia jatuh dalam koma. Ketika terbangun, dia sudah tidak ingat siapa dirinya, tidak ingat apapun tentang pendidikannya,
bahkan dia tidak ingat dengan keluarganya. Semua kerja kerasnya selama bertahun-tahun telah hilang. Dan dokter
memberitahunya mengatakan bahwa
dia tidak punya harapan untuk mendapatkan ingatannya kembali.
Karena musibah ini, dia memutuskan untuk melarikan diri dari rumahnya karena hubungan dengan ayahnya juga semakin memburuk. Ayahnya adalah seorang psikiater dan dia berkata bahwa ketika dia terbangun di tengah malam, dia menemukan ayahnya sedang menggenggam sebuah pisau menghampirinya.
Kehidupannya menjadi begitu sulit sehingga akhirnya dia
bekerja di klub malam sebagai seorang pelacur panggilan. Pada suatu hari perempuan
ini berkata “Aku memutuskan untuk mengakhiri
hidupku dengan menabrakkan mobilku.” Dia melakukan itu untuk mengakhiri hidupnya yang penuh penderitaan. Jadi dia mengemudi dan berkata “Tapi aku
tidak bisa melakukan hal itu. Malam itu sedang hujan deras. Jadi aku menepi di sebuah pom bensin dan aku kehilangan ingatanku. Aku
tidak bisa ingat apa yang kulakukan. Tapi setelahnya, orang-orang memberitahu
apa yang sudah kulakukan. Aku keluar dari
mobil dan mulai menggedor-gedor kap mobil dan mengatakan sesuatu. Dan hanya ada
satu kata yang kukatakan. Pada saat itu,
aku tidak pernah berhubungan dengan umat muslim, malah orang-orang
memberitahuku untuk menjauhi mereka.” Karena di
lingkungan tempat tinggalnya ada sebagian muslim “Aku biasa mendengar beberapa kata yang mereka ucapkan ketika beribadah. Orang-orang yang bekerja
di pom bensin adalah orang-orang Hindu dan mereka mengenalku. Mereka membawaku
ke rumah sakit dan lagi-lagi aku jatuh dalam keadaan koma. Ketika aku
terbangun, mereka memberitahuku bahwa: Kau
mengatakan sesuatu yang aneh. Kau keluar dari mobilmu, kau menggedor-gedor kap
mobilmu, kau berteriak dan menangis, air matamu mengalir deras dan kau
mengatakan sesuatu yang tidak dapat kami mengerti, tapi kami kira itu adalah
kata yang diucapkan umat muslim.” Dan tebak kata apa
itu? Dia mengatakan “Bismillah.” Saudari itu sendiri (sekarang masuk Islam)
yang menceritakan kisah ini kepadaku. Dia berkata “Demi Allah, pada saat itu aku tidak
tahu apa artinya “Bismillah” dan aku tidak tahu kenapa aku mengucapkannya.”
Kemudian dia menjalani terapi
dengan seorang psikiater. Pada suatu malam dia menjadi depresi lagi, dan pada saat ini, dia sudah
akrab dengan psikiater perempuan yang menanganinya. Dan psikiaternya pada malam
itu sedang pergi berlibur untuk jangka waktu satu bulan. Jadi dia
memberitahunya “Jika kau butuh bantuan, telepon
wanita ini dan dia akan menolongmu.” Dan perempuan ini melakukannya. Pada
malam itu, dia menghubungi nomor itu dan wanita di ujung telepon menjawabnya,
kemudian dia berkata “Dengar. Aku butuh
bantuanmu. Aku sedang dalam kondisi yang sangat buruk, dan kau harus menolongku
sekarang.” Wanita di ujung telepon berkata “Oke, dimana dirimu?” Perempuan itu memberitahu alamatnya dan dia berkata “Aku ada di jalan yang sama denganmu. Yang harus kau lakukan hanyalah
mengemudi 5 menit ke arah selatan.” Dia memberikan alamatnya dan berkata “menepilah disana dan berjalanlah ke dalam
kantorku.” Perempuan itu berkata “Tapi ketika
aku sampai di alamat itu, ternyata itu bukanlah sebuah kantor. Ketika aku
mengamatinya, itu adalah sebuah “Islamic Center”, sedangkan aku diberitahu
untuk menjauhi umat muslim.” Dia berkata “Aku menghubungi wanita itu lagi dan berkata: Aku ada diluar tapi aku tidak melihat kantormu. Aku hanya
melihat sebuah “Islamic Center” atau sebuah masjid.” Wanita itu berkata “Sebenarnya kantorku
ada di dalam masjid.” Perempuan itu berkata “Aku tidak mempercayaimu.” Wanita itu
berkata “Masuk saja ke dalam kantorku.” Tapi perempuan itu menolaknya. Jadi wanita itu berkata “Oke, aku yang
akan menghampirimu.” Jadi wanita itu
menghampirinya di dalam mobil dan berbincang-bincang dengannya. Setelah mereka mulai akrab,
perempuan itu mulai bercerita
tentang penderitaannya.
Kemudian mereka mulai
membangun hubungan pertemanan hingga akhirnya perempuan ini masuk Islam. Dia
menjadi seorang muslim tapi dia tidak punya tempat tinggal, tidak ada
seorang muslim pun yang memberikannya tempat untuk dia tinggal. Itulah pertama kalinya dia berhubungan dengan komunitas muslim.
Jadi apa yang terjadi
selanjutnya? Salah satu imam yang terkenal, bernama Imam Ziya’. Dia lahir di Inggris dan saat
ini dia ada di Islamic Center of Irving, California. Dia pindah dari apartemennya sendiri
dan dia membiarkan perempuan ini tinggal disana untuk beberapa bulan. Semoga
Allah merahmati Imam ini. Inilah
contoh seorang muslim yang sejati.
Kemudian perempuan ini
ingin pergi ke sebuah negara muslim,
jadi dia memutuskan untuk pergi ke Maroko. Pada saat dia
menaiki taksi dari bandara, itulah pertama kalinya dia menginjakkan kaki di
sebuah negara muslim. Tidak ada yang spesial tentang Maroko dan hal ini bisa
terjadi kepada siapa saja di negara manapun. Supir taksi itu mencoba untuk
menculiknya dan mengemudi ke padang pasir. Tapi untunglah karena dia dididik dalam lingkungan yang sulit, dia
berkata “Aku tahu caranya berkelahi
seperti seorang pria. Jadi aku mematahkan hidung pria ini dan berhasil
melarikan diri.” Dia tetap di Maroko selama beberapa bulan dan sudah dua kali ada yang
berusaha untuk menculiknya. Dan
para penculik itu adalah orang-orang muslim.
Pada akhirnya dia terlibat
dalam masalah karena semua kejadian ini dan dikirim kembali ke Amerika. Dan
di Amerika, dia mulai membantu para pengungsi muslim. Disamping dia, ada
seorang pendeta yang sedang melakukan misionarisnya. Pendeta ini mencoba untuk
menolong para muslim imigran dan menyediakan segala kebutuhan mereka hanya untuk membujuk mereka
masuk Kristen. Perempuan ini berkata “Aku
mulai menolong para pengungsi dan bersaing dengan pria itu. Alhamdulillah aku juga mendapat bantuan dari beberapa muslim.” Akhirnya perempuan ini difitnah oleh pendeta itu dengan tuduhan palsu. Jadi dia berurusan dengan
kepolisian. Dan dia tidak diperbolehkan keluar negeri.
Tapi pada akhirnya setelah semua selesai, Alhamdulillah,
dia menemukan seorang suami di Mesir, seorang Muslim yang baik dan mereka sudah
menikah sekarang. Mereka mempunyai seorang anak laki-laki.
Dan setelah dia menjadi muslim,
dia berkata seluruh hidupnya berubah. Perempuan malang ini, yang telah melewati
semua kesulitan ini, jika kau bertanya padanya “Apa
yang kau inginkan? Bantuan jenis apa yang
kau butuhkan?” Dan beberapa organisasi muslim sudah
menanyakannya beberapa kali, tapi dia berkata “Aku tidak ingin apa-apa.”
Dan alasan mengapa kami
menawarinya bantuan adalah karena proyek yang dikerjakannya. Dia
membangun sebuah website tapi sayangnya website itu sedang tidak aktif saat ini
karena kekurangan tenaga manusia, tapi dia punya beberapa “Facebook Page” untuk para muallaf. Ada lebih dari 12.000
muallaf yang dia berikan dukungan seorang diri. Dia memberikan mereka dukungan moral dan saran. Dia juga punya hubungan dengan para ulama dari berbagai aliran yang membantunya tentang fatwa-fatwa Islam,
dan dia bekerja 17 jam sehari dari rumah dan dia tidak mendapatkan sepeser uang pun. Dia
berhasil menikahkan sebagian dari mereka. Semua dikerjakan sendiri dan dia sangat sukses. Dia sudah melewati semua
perjuangan ini dan sudah mengubah kehidupan puluhan ribu orang. Dukungan apa yang dia dapat? Tidak ada.
Apakah dia mendapatkan uang karena kerjanya? Tidak sama sekali.
Jadi yang
pertama, bangun hubunganmu dengan Allah S.W.T. Kau ingin menjadi salah
satu pemain basket yang terkenal? Jadikan basket sebagai penghubung dirimu dengan Allah S.W.T. Kau ingin menjadi
seorang wirausahawan yang sukses? Tidak masalah. Kau ingin menjadi profesor,
mendapatkan gelar Ph.d.? Kejar dan raihlah. Tapi lakukan dalam alasan yang
benar, lakukan itu untuk kepentingan Allah S.W.T. dan kujamin kau akan
mencapai potensi penuhmu. Karena ketika kau hanya bekerja untuk dunia, kau
tidak bisa mencapai potensi penuh. Hatimu diciptakan hanya untuk Allah S.W.T., dan jika kau menempatkan
Allah S.W.T. sebagai tujuan utamamu, dunia akan menyediakan segala yang dibutuhkan untuk
mencapai tujuan utama itu. Kau akan menjadi sukses karena kau mempunyai makna kehidupan yang
sebenarnya.
Ada begitu banyak orang
yang ketika mereka mencapai puncak, maka mereka tidak tahu apa yang harus
dilakukan setelahnya. Jadi mereka akhirnya menjadi pecandu narkoba, mereka
akhirnya melakukan hal-hal yang buruk.
Banyak orang yang berpikir bahwa sekali kau berhubungan dengan Allah S.W.T., maka kau harus membuang dunia. Tidak begitu. Banyak orang yang berpikir bahwa sekali mereka menjauhkan Allah S.W.T. dan Islam dari hidup mereka, maka mereka akan mendapatkan dunia. Tidak begitu. Siapa yang menciptakan kehidupan ini, kekayaan, ketenaran dan kesuksesan? Semua diciptakan Allah, jadi ketika kau menghubungkan diri dengan Allah, maka kau langsung menuju ke sumbernya, yaitu Allah S.W.T. Jika kau tulus kepada-Nya “Ya Allah berikan aku...” maka Dia langsung memberikanmu, Dia tidak keberatan memberikanmu.
Allah S.W.T. berulang-kali
dalam Al-Qur’an berfirman bahwa Dia menciptakan segala sesuatu di langit dan di
bumi untuk melayani dan memudahkan kehidupanmu, dan tujuan utamanya adalah agar dirimu
menyembah Allah S.W.T. Jadi pada saat kau hanya mengejar hal-hal duniawi dan melupakan
Allah, maka pelayanmu akan menjadi Tuhanmu dan kau akan menjadi pelayan mereka. Tapi jika
tujuanmu adalah Allah S.W.T., maka dunia
menjadi pelayanmu untuk menuju Allah S.W.T.
Jadi ingatlah 2 hal:
Yang pertama, jalani kehidupanmu untuk Allah S.W.T. dan kau akan menjadi sukses dalam bidang lainnya.
Yang pertama, jalani kehidupanmu untuk Allah S.W.T. dan kau akan menjadi sukses dalam bidang lainnya.
Yang kedua, pastikan batas
waktumu. Kau tidak diciptakan untuk hidup hanya selama 70 tahun. Kau diciptakan
untuk hidup selamanya. Jadi 70 atau 80 tahun bukanlah apa-apa. Jadi pastikan ketika kau
merencanakan masa depanmu, maka pastikan bahwa masa depan yang sebenarnya yang kau kerjakan.
Sekali kau
punya fokus yang lebih dalam, wawasan yang lebih luas, maka masa depan yang
dekat yaitu pendidikanmu, profesimu, karirmu, itu semua secara otomatis sudah
dibereskan, karena Islam membentukmu menjadi seorang manusia yang ideal dan
tidak ada seorang pun yang dapat menggapai potensi penuhnya sebagai manusia
kecuali dengan Islam.
Rasulullah S.A.W. beserta
para sahabat bukanlah orang-orang yang gagal, mereka punya kisah sukses. Jadi ketika kau meminta kepada Allah S.W.T. untuk
jalan yang lurus, itu berarti kau meminta kepada Allah S.W.T. untuk kehidupan
yang ideal. Kehidupan yang ideal di dunia ini yang akan menjadi pijakan pertama
untuk menggapai surga. Itulah Islam.
Jika kau pikir Islam
adalah tentang membuat hidup menjadi sengsara maka kau masuk surga, maka itu
bukanlah Islam yang diajarkan Rasulullah S.A.W. Islam yang diajarkan Rasulullah
S.A.W. adalah untuk membantumu menggapai potensi penuhmu dan hanya dengan cara
itulah kau memenuhi syarat untuk masuk surga.
Langganan:
Postingan (Atom)